Menanti teguh seribu keinginan cernaan waktu
memapah picu khasiat berpendar keluh kesah pasti
bebas merdeka kendali waktu meniti
menghela alur kondisi merisau genit penasti
meneguh pantau selera berpantang jemu
denyut nadi jarak buntu menemu antero
Pilihan hati tumpuan adegan seraya panutan
penghantar lembut jangan buat kejutan
relung waktu memaknai rindu juwita berpatri
sanggah ranum mendasar bentang
nyanyian lembut menoreh sadar berpantangan
kelakar ranum membias tabik menarik cantik
lebih lama menunggu jemu arus yang gemulai
Meniku jejak sendu hasrat membungkam
ingin kutulis semua tentang kerinduan intonasi
dengan sepenuh nyata adanya mendominasi
karena kita tak sempurna dan ada batasnya
gelimang canda penusuk intim wibawa
kecamuk sandera merisau lazim membawa
Canda menarik mencegah hambatan senang
serpih waktu aroma biru mendentang remang
ia bagian hidup yang tak terpisahkan
tak pernah dapat undangan khusus
terlahir hidup untuk terus berpuisi
keinginan untuk itu sudah ada sebelumnya
Kandangan, 3 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H