Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Husaini

TERVERIFIKASI

Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Antara Angkinang, Pantai Hambawang, Kandangan, dan Bamban

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak enak badan, Selasa (05/05/2015) hidung bahingusan alias flu. Kepala juga pusing. Namun tugas tetap harus dijalankan. Hari ini saya kembali bangun lebih awal. Usai mandi dan shalat Subuh saya harus ke Polsek Angkinang, mengambil soal Matematika untuk Ujian Nasional (UN) Tahun 2015 hari kedua. Saat saya datang di depan Polsek sudah ada Abdul Aziz dari MTs Sulamussaadah Taniran.

Ternyata Aziz menunggu saya. Kemudian saya menemui petugas jaga Polsek Angkinang. Lalu menuju ruang tempat soal disimpan. Setelah mengambil soal dan menyerahkan lembar Berita Acara saya pulang. Menuju madrasah. Lalu menyerahkan soal tersebut ke ruang Sekretariat Panitia UN Tahun 2015 MTsN Angkinang.

Sekitar pukul 07.30 WITA dengan Amud ke Tangang, Bamban mengantar kain baju dan celana yang akan dijahit. Nanti bila selesai harus dipakai waktu perpisahan Kelas IX MTsN Angkinang, tanggal 19 Mei 2015. Tukang jahit mengukur tubuh saya dan Amud.

Setelah dari Tangang kami ke Pasar Pantai Hambawang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Menemani Amud beli itik. Setibanya di sana kami mencari orang berjualan itik. Tempatnya khusus. Ada banyak itik disana.

Juga dengan berbagai usia. Dari anak-anak, dara, dan dewasa. Tinggal pilih saja sesuai dengan kemampuan kantong. Amud membeli 20 ekor itik anak yang satu ekornya seharga Rp 27.000. Kami pulang dengan beban cukup berat yakni membawa kurungan yang terbuat dari kumbar berisi 20 itik.

Hari kedua kami kembali mengantar LJK hasil UN ke Kantor Disdik HSS tepatnya di ruang Dikdas. Setelah itu pulang. Tengah hari ke Warung Sate Bamban Nurul. Bersama Bapak Didi dan Amud. Saya dan Bapak Didi nasi sop. Sementara Amud gado-gado. Menikmati dengan sepenuh rasa.

Setelah itu kami balik ke madrasah. Ternyata ada rejeki baru, Ibu Kepala Tata Usaha (TU) beli nasi di Warung Mama Hairin Pakumpayan. Tapi karena masih kenyang tidak dimakan. (akhmad husaini)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline