Lihat ke Halaman Asli

sang petuah

seorang pelajar

Mengapa Manusia Diciptakan?

Diperbarui: 26 September 2024   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jutaan tahun telah berlalu sejak Homo sapiens pertama kali hidup di bumi, dimulai dari akhir Pleistosen atau awal Holosen hingga sekarang. Pada awalnya, Homo sapiens tidak memiliki budaya yang maju ataupun peradaban. Namun, seiring waktu, mereka berhasil membangun ribuan budaya yang masing-masing memiliki karakteristik unik serta peradaban yang terus berkembang, bahkan mampu menghasilkan teknologi yang mempermudah kehidupan. 

Populasi Homo sapiens yang dahulu kecil kini telah mencapai lebih dari 7 miliar orang, menyebabkan bumi terasa semakin sesak. Akibatnya, banyak ekosistem yang hancur demi memenuhi kebutuhan manusia, yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya populasi makhluk hidup lain. 

Banyak spesies hewan yang terancam punah, mengikuti jejak nenek moyangnya yang telah hilang. Teknologi yang pada awalnya hanya berupa panah dan tombak kini telah berubah menjadi tank yang mampu menghancurkan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Intinya, zaman ini telah berkembang jauh lebih maju dibandingkan masa lalu.

Namun, inti dari pembahasan kita kali ini adalah: mengapa manusia diciptakan? Mengapa manusia ada di bumi? Dan bagaimana akhir dari manusia itu sendiri?

Mari kita bahas pertanyaan pertama, yaitu mengapa manusia diciptakan. Secara keilmuan, ada dua perspektif utama yang sering digunakan untuk menjawab pertanyaan ini: perspektif agama dan perspektif ateisme.

1. Perspektif Agama

Menurut pandangan agama, manusia diciptakan di bumi karena kehendak Tuhan. Tidak ada faktor lain yang memengaruhi penciptaan manusia selain keinginan Tuhan. Karena pertanyaan ini menggunakan kata "diciptakan," yang berarti ada pelaku yang menciptakan, maka agama menjelaskan bahwa manusia ada di bumi karena keinginan Tuhan semata. Meskipun dikaji secara mendalam, hal ini tidak akan pernah bisa dibuktikan secara ilmiah, kecuali jika Anda meyakini bahwa itu adalah kehendak Tuhan yang benar. Jika Anda tidak yakin dengan argumen ini, maka tidak ada buku atau penjelasan yang bisa memuaskan pertanyaan tersebut.

Keyakinan memainkan peran penting dalam perspektif agama. Tanpa keyakinan, argumen ini berada di ranah yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia, karena merupakan hal yang abstrak dan tidak bisa dibuktikan secara empiris. 

Hal inilah yang menyebabkan beberapa ideologi seperti komunisme tidak mengakui agama, karena komunisme lebih berfokus pada nilai-nilai materialisme. Komunisme lahir dari forum dan kajian akademis yang mendalam, yang sering kali terlihat rumit dengan banyak teori. Oleh karena itu, kita melihat sejarah di mana tokoh-tokoh PKI pada masa jayanya sering menyerang tokoh-tokoh agama dan melakukan kekerasan terhadap golongan yang berafiliasi dengan agama.

Kesimpulannya, menurut agama, manusia diciptakan karena kehendak Tuhan. Jawaban ini hanya bisa diterima jika didasari oleh keyakinan.

2. Perspektif Ateis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline