Lihat ke Halaman Asli

Jurnalis Cendekia

Aktivis-Ekonom-Penulis

Tantangan Dewan Kerja : Membentuk "Pemimpin Milenial"

Diperbarui: 1 Desember 2018   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutip ungkapan pakar kepemimpinan-John Maxwell "Kepemimpinan berarti pengaruh, segala sesuatu bangkit dan jatuh bersama dengan kepemimpinan", artinya seorang pemimpin yang baik mampu mempengaruhi dan menggerakan timnya menuju sasaran yang telah ditetapkan dan di sepakati bersama. Kepemimpinan pada era millenium ini, membutuhkan seorang pemimpin yang mampu memberikan pengaruh ke kaum muda dengan memiliki visi yang jelas dan menginspirasi, mendorong inisiatif serta mengembangkan mereka. Krisis Kepemimpinan di Indonesia saat ini yang menjadi tantangan generasi muda Indonesia kedepan, karena sejatinya Pemimpin Bangsa Indonesia di masa yang akan datang adalah para pemuda saat ini, seperti kata Franklin D Roosevelt "Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan. Sejalan dengan Visi Misi  Brbangsa dan Bernegara kedepan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kaum Muda yang ingin membaktikan dirinya buat Bangsanya untuk menjadi salah satu Pemimpin di negeri ini, baik dilevel Organisasi/Pemerintahan yang terkecil sampai ke tingkat Nasional :


1. Mengerti dan Memahami Visi Kebangsaan dan Karakter Bangsa.

Generasi muda adalah bagian dari Warga Negara Republik Indonesia, oleh karenanya pasti terikat dengan aturan-aturan berbangsa dan bernegara. Negara ini didirikan mempunyai Tujuan, mempunyai Misi yang hendak dicapai dan itu tekmaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Dan Karakter Bangsa indonesia itu telah tergambar dalam Setiap Sila dari Pancasila yaitu : Berketuhanan, Berperikemanusiaan, Persatuan Berdasarkan cita-cita/tujuan bernegara, Demokrasi, dan Keadilan Sosial tanpa Diskriminasi. Kaum Muda Indonesia haruslah mengenal dan mengerti benar tentang Tujuan bernegara.

2. Berfikir Strategis dan Bertindak Taktis 

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Generasi muda saat ini harus dibiasakan untuk berpola fikir strategis (jangka Panjang dan Komprehensif) namun bertindak Taktis (cepat, tepat sesuai dengan kondisi objektif yang ada), bukan sebaliknya. Saat ini banyak sekali kebiasaan Instan di masyarakat Indonesia, yaitu hanya berfikir sesaat, dan tidak memikirkan hal-hal ataupun dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang.

3. Dapat Menyikapi Tantangan Globalisasi

Abad ke 20 ini merupakan Era Globalisasi dimana Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Posisi Bangsa Indonesia yang sangat strategis dan mempunyai Kekayaan Alam yang luar Biasa, tentunya akan menjadi sasaran dari Bangsa- Bangsa yang memiliki kekuatan modal yang besar untuk menghisap kekayaan bangsa, dengan problem yang kompleks, multi etnis, wilayah yang luas, dan adanya ancaman terhadap perpecahan bangsa, maka Indonesia memerlukan pemimpin yang kuat, handal dan bijaksana, berkepribadian, taqwa dan memiliki kharisma,berkarakter dan tekad, yang membaja, pantang menyerah dan rela berkorban berwawasan Kebangsaan dan pemikiran global untuk tegaknya NKRI.

Sektor sumber daya manusia (SDM), selalu menjadi kunci utama sekaligus memegang peranan penting dalam proses pembangunan bangsa. Dimana tingkat keberhasilan pembangunan suatu bangsa, salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki bangsa tersebut. Indonesia sekarang sedang berada pada suatu tahapan yang sangat krusial dan menentukan. Terutamanya sebagai sebuah bangsa yang masih dalam masa pembangunan. Oleh sebagian besar ahli ilmu sosial, tahapan krusial ini disebut sebagai era bonus demografi. Dimana era tersebut sebenarnya sudah dimulai dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada rentang waktu tahun 2025-2030. Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada 2045 mencapai 321 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk dengan usia produktif, diperkirakan mencapai 209 juta jiwa.

Berkaitan dengan hal tersebut, Saat ini, dunia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0 Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0, sudah mulai diterapkan di berbagai lini. Salah satunya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin berkembang saat ini. Bukan hanya untuk industri, AI juga dikembangkan untuk mempermudah kehidupan manusia di aspek lainnya. Akibatnya dari penerapan teknologi ini adalah meningkatnya efisiensi produksi dan terjadi peningkatan produktivitas serta daya saing. Hal ini tentunya merupakan tantangan yang  sangat krusial diera Bonus Demografi. Pasalnya resiko yang ada adalah potensi peningkatan angka pengangguran yang besar. Dari segi peluang, hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara Maju dengan Sumber Daya manusia yang melimpah.

Untuk menjawab tantangan tersebut, strategi yang digunakan oleh era pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini yakni mencanangkan Sembilan agenda prioritas yang di sebut "Nawa Cita" . Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam pelaksanaanya dicanangkan pula program Gerakan Nasional Revolusi Mental. Inti dari Gerakan Revolusi Mental ini adalah Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Gerakan Pramuka Indonesia sebagai  organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan sejak dini tentunya mempunyai peran penting dalam mempersiapkan generasi bangsa dalam menjawab tantangan zaman dimasa yang akan datang. Dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka terdapat Dewan Kerja, Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan di tingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra (Usia 16-25 Tahun) sebagai bagian integral dari Kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan untuk mengelola pembinaan dan kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Tentunya dalam pelaksanaannya harus sejalan dengan Visi Misi Bangsa kedepan. Oleh karena itu melihat permasalahan dan tantangan yang ada, Dewan Kerja tentunya berperan penting  mempersiapkan kader-kader terbaik Gerakan Pramuka untuk menjawab tantangan dimasa yang kan datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline