Lihat ke Halaman Asli

Praktik Mengajar PPKn di SD: Tantangan dan Peluang Pendekatan Konvensional

Diperbarui: 20 Desember 2024   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) di tingkat sekolah dasar merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter dan kesadaran siswa sebagai warga negara. Meskipun demikian, banyak praktik pengajaran PPKn yang masih menggunakan pendekatan konvensional, yang dapat mengakibatkan rendahnya motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi dalam praktik pengajaran PPKn dengan pendekatan konvensional.

Pendekatan konvensional dalam pengajaran PPKn umumnya melibatkan metode ceramah, tanya jawab, dan penggunaan buku teks sebagai sumber utama informasi. Dalam banyak kasus, guru berperan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, sementara siswa cenderung pasif dalam proses belajar. Beberapa ciri khas dari pendekatan konvensional ini meliputi guru menyampaikan materi melalui metode ceramah/secara lisan tanpa melibatkan siswa secara aktif. Hal ini sering kali membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Selain itu, materi ajar sebagian besar bersumber dari buku teks yang sering kali tidak diperbarui dengan informasi terbaru atau relevan dan siswa diharapkan untuk membaca dan  menghafal informasi tanpa memahami konteks dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pendekatan konvensional dalam pengajaran PPKn berkontribusi pada rendahnya antusiasme siswa terhadap pelajaran ini. Siswa sering kali merasa pelajaran PPKn membosankan dan tidak relevan dengan kehidupan mereka. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang rendah, di mana hanya sebagian kecil siswa yang mencapai standar kelulusan yang ditetapkan. Beberapa masalah yang muncul antara lain:

1. Rendahnya Minat Belajar: Siswa merasa pelajaran PPKn tidak menarik karena kurangnya variasi dalam metode pengajaran. Penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa merasa tidak terlibat dan kehilangan fokus selama pembelajaran.

2. Pemahaman Materi yang Rendah: Ketidakmampuan siswa untuk mengaitkan materi dengan pengalaman nyata menyebabkan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep PPKn menjadi dangkal. Siswa sering kali hanya mampu mengingat informasi tanpa dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan mereka.

3. Kurangnya Keterampilan Sosial: Dengan pendekatan yang lebih menekankan pada hafalan, siswa tidak dilatih untuk berdiskusi atau berargumen, yang merupakan keterampilan penting dalam pembelajaran PPKn.

Meskipun pendekatan konvensional memiliki banyak kelemahan, ada peluang untuk meningkatkan praktik pengajaran PPKn dengan menerapkan metode yang lebih inovatif dan kontekstual. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

1. Pembelajaran Kontekstual: Mengaitkan materi PPKn dengan situasi nyata yang dihadapi siswa sehari-hari dapat meningkatkan relevansi pelajaran. Misalnya, membahas nilai-nilai Pancasila melalui pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sosial mereka.

2. Metode Interaktif: Menggunakan metode diskusi kelompok, permainan peran, atau proyek kolaboratif dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan partisipasi siswa. Penelitian menunjukkan bahwa metode interaktif dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan. 

3. Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi seperti video pembelajaran atau aplikasi edukasi dapat membantu menyajikan materi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

Praktik pengajaran PPKn di sekolah dasar dengan pendekatan konvensional menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan menerapkan metode yang lebih interaktif dan kontekstual, serta memanfaatkan teknologi, diharapkan minat dan pemahaman siswa terhadap pelajaran PPKn dapat meningkat. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya tentang pengetahuan teoritis tetapi juga tentang membentuk karakter dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline