Tas sebagai alat bantuuntuk membawa barang agar ringkas tentunya memiliki kelebihan tersendiri.Kegunaan khusus dan ukuran yangditawarkan masing-masing model tas juga beragam, mulai dari tas ransel, ToteBag, tas selempang, bahkan tas yang menyerupai dompet. Namun, penggunaanyang tidak digunakan dengan semestinya serta beban yang berlebihan dapatmemberikan efek negatif bagi pengguna itu sendiri.
Jenis tas yangpenggunaannya hanya mengandalkan satu bahu tubuh, seperti Tote Bag. Jikadigunakan terlalu lama dengan beban yang berat akan memberikan perubahan yangsignifikan terhadap postur tubuh terutama bahu dan tulang belakang, sepertiterjadinya skoliosis. Apalagi kebanyakan golongan usia remaja yang menggunakan tas jenis ini pada kegiatansehari-hari mereka.
Skoliosis merupakankelainan pada tulang belakang dimana tulang belakang cenderung membelok ke arahsamping tubuh seperti membentuk huruf 'S'. Dimana seharusnya tulang belakangnormal tidak melengkung kesamping, melainkan lurua dan sejajar. Apabila dilihatsekilas, penderita skoliosis akan memiliki tinggi bahu yang berbeda sertaSebagian postur tubuh cenderung lebih menonjol kedepan. Menurut ScoliosisReduction Center, derajat kemiringan tulang belakang pada penderita skoliosisberbeda-beda tergantung tingkat keparahannya, sehingga penanganan yangdiberikan pada penderita skoliosis pun berbeda-beda.
Pada tahun 2017,Susilowati et al. melakukan penelitian terkait prevalensi penderita skoliosispada usia remaja. Ia melakukan screening di beberapa sekolah diSurabaya, sampel dipilih secara acak pada anak rentang usia 9 -- 16 tahun dari748 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah atas. Hasil yang didapatkan daripenelitian ini adalah prevalensi penderita skoliosis pada usia remaja diSurabaya sebesar 2,93%.
Meskipun penyebab skoliosissendiri tidak dapat dipastikan secara mutlak, kebiasaan hidup yang dilakukanoleh penderita tentunya berpengaruh pada terjadinya kelainan tulang belakangtersebut. Seperti hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Bettany-Saltikovpada 2012, bahwa mahasiswa yang menggunakan tas selempang dan tas bahu denganbeban yang berlebih dan jangka waktu yang lama dapat merugikan pada strukturtulang belakang dan menyebabkan skoliosis postural.
Hal ini tentunya tidakbisa dianggap remeh, skoliosis yang dibiarkan dan tidak diberikan penangananyang baik akan menjadi semakin parah bahkan mengganggu aktifitas keseharianpenderita. Selain memberikan perhatian pada yang telah menderita, diperlukanjuga aksi pencegahan. Pencegahan dapat dimulai dengan diadakannya sosialisasi rutinterkait penggunaan tas yang benar agar kesehatan tulang belakang tetap terjaga,pihak akademisi seperti pengajar dapat menanamkan nilai kepada anak didik sedari dini. Pemberian sosialisasi jugadapat diberikan pada orang tua agar bijak memilih tas untuk anak dan dirimereka untuk memilih tas ransel yang baik untuk postur tubuh. Denganpengetahuan yang cukup dan implementasi dari dini terkait menjaga postur tulangbelakang, tentunya akan menekan banyaknya prevalensi penderita skoliosis padausia remaja nantinya.
Sumber :
Bettany-Saltikov, J., & Cole, L. (2012). The effect of frontpacks,shoulder bags and handheld bags on 3D back shape and posture in younguniversity students: an ISIS2 study. Studies in health technology andinformatics, 176, 117--121. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22744472/
Komang-Agung IS, Dwi-Purnomo SB, Susilowati A. Prevalence Rate ofAdolescent Idiopathic Scoliosis: Results of School-based Screening in Surabaya,Indonesia. Malays Orthop J. 2017 Nov;11(3):17-22. doi: 10.5704/MOJ.1711.011.PMID: 29326761;PMCID:PMC5753523. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5753523/
https://www.scoliosisreductioncenter.com/blog/scoliosis-degrees-of-curvature-chart
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H