Lihat ke Halaman Asli

Belajar Marah dan Memaafkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita diajari untuk bersabar itu bukan berarti tidak boleh marah. Marahlah. Lalu pelan-pelan, cobalah maafkan.. bahkan saat kita sedang marah pada diri sendiri. Berlatihlah untuk marah dan memaafkan. Hei hei,, kalau berlatih sabar dengan belajar memaafkan itu memang bagus. Tapi berlatih sabar dengan belajar untuk marah?? Yang benar saja, masak itu bagus? Begini, kalau menurut saya marah itu juga perlu untuk diberi ruang. Marah harus punya komposisi/nilai. Berlatih marah fungsinya adalah untuk mencari komposisi yang tepat. Kalau harus marah, rasakan berapa kuat komposisi marah itu. Lalu belajar untuk mengeluarkan komposisi kemarahan itu berapa persennya dari kemarahan yang ada, mau dikeluarkan semua atau setengah, atau sepertiganya saja, pelan-pelan sambil kita belajar menakar kira-kira seberapa besar komposisi maaf yang mesti kita ciptakan. Jadi kalau aku marahnya tak keluarin semua 100 persen, berarti komposisi maaf yang harus kuciptakan sebesar sekian. Mau lebih besar komposisi marahnya daripada maaf, tidak masalah untuk saat ini. Namanya juga belajar. Niatkan saja dengan belajar marah itu kita akan semakin pandai untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Jangan lupa tentukan tolok ukur/parameter keberhasilan kita dalam proses belajar sabar ini. Mana parameter keberhasilan menurutmu? saat maaf yang lebih besar komposisinya? atau sebaliknya? Semoga bermanfaat kawan. Salam hangat kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline