Lihat ke Halaman Asli

Konsumsi Dalam Perspektif Hadist dan Ekonomi Islam

Diperbarui: 26 Februari 2018   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Artinya: dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW bersabda: "Makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong." (HR. Nasa'i)

Islam adalah agama sempurna semua sudah di atur dalam al qur'an dan al hadist mulai dari tata cara mandi,tidur,sholat,menimba ilmu,sampai adab makan pun di jelaskan dalam al-quran dan al-hadist. Dan hadist di atas menjelaskan bahwa Rasulullah tidak suka berlebih- lebihan teruma dalam makan dan minum."makan sebelum lapar berhenti sebelum kenyang".menegaskan bahwa kita dilarang makan dengan menggunakan nafsu.karena jika sudah bernafsu tidak akan lepas dari yang namanya berlebih-lebihan.

Kajian Islam tentang konsumsi sangat penting, agar seseorang berhati-hati dalam menggunakan kekayaan atau berbelanja. Suatu negara mungkin memiliki kekayaan melimpah, tetapi apabila kekayaan melimpah, tetapi ketika kekayaan yang dimiliki tersebut tidak diatur pemanfaatannya dengan baik dan ukuran maslahah, maka kesejahteraan (welfare) akan mengalami kegagalan. Jadi yang terpenting dalam hal ini adalah cara penggunaan yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan (preferensi) yang mengandung maslahah (baik dan bermanfaat) agar kekayaan tersebut dimanfaatkan pada jalan yang sebaik-baiknya untuk kemakmuran dan kemaslahatan rakyat secara menyeluruh.

Al-Qur'an dan hadist memberikan petunujuk-petunjuk yang sangat jelas tentang konsumsi, supaya perilaku konsumsi manusia menjadi terarah dan agar manusia dijauhkan dari sifat yang hina karena perilaku konsumsinya. Perilaku konsumsi yang sesuai dengan ketentuan Allah dan RasulNya akan menjamin kehidupan manusia yang adil dan sejahtera dunia dan akhirat (falah).

  • Pengertian Konsumsi Menurut Perspektif Islam

Konsumsi merupakan sesuatu yang niscaya dalam kehidupan manusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankan hidupnya. Secara sederhana, konsumsi dalam  ilmu ekonomi diartikan sebagai pemakaian barang untuk mencukupi suatu kebutuhan secara langsung. Konsumsi juga diartikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Ia harus makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan, berpakaian untuk melindungi tubuhnya dari berbagai iklim ekstrem, memiliki rumah untuk dapat berteduh, beristirahat dengan , serta menjaganya dari berbagai gangguan yang fatal.

Beraneka peralatan untuk memudahkan menjalani kehidupan bahkan untuk menggapai prestasi. Hal ini dilakukan sesuai aturan-aturan syara', sehingga tidak akan menimbulkan problematika. Akan tetapi, ketika manusia memperturutkan hawa nafsunya dengan cara-cara  yang tidak dibenarkan oleh agama, maka hal itu akan menimbulkan beban yang berkepanjangan.

Manusia di tuntut agar tidak mengikuti nafsunya terutama dalam mencari pekerjaan dengan jalan yang haram yang mana hasil dari pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk dalam kebutuhan primer,yang mana kebutuhan primer ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup ummat manusia baik muslim maupun muslimah. Adapun islam melarang untuk mengkonsumsi beberapa makanan karena mudaratnya besar sekali,salah satunya daging anjing, daging babi,bangkai,dan darah.

  • Prinsip Konsumsi Menurut Perspektif Ekonomi Islam
  • Halal

Halal adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan atau dibenarkan oleh syari'at islam.

  • Baik/bergizi

Islam juga memperhatikan tentang kualitas bentuk makanan yang di hidangkan. Islam memberikan motivasi kepada ummat Islam,agar menyediakan menu yang bermanfaat atau bergizi, seperti daging binatang didarat dan binatang dilaut serta segala sesuatu yang di hasilkan bumi, dan juga buah-buahan, biji-bijian, madu, dan susu karena memliki nilai gizi yang sangat tinggi.

  • Makan dan Minum Secukupnya

Dalam islam tidak di anjurkan utuk berlebih lebihan termasuk makan dan minum. Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW bersabda: "makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong." (HR. Nasa'i) dalam hadist ini sudah jelas bahwa rasullah tidak suka berlebih-lebihan"makan sebelum lapar berhenti sebelum kenyang"

  • Bukan dari hasil mencuri.

Islam mengharamkan bagi siapa pun yang makan dari hasil curian. Allah SWT akan memberikan siksa yang pedih. Jadi, alangkah baiknya jika kita mencari rezeki dengan cara yang halal dengan cara yang benar dan lebih realistis, dan tentunya tidak menentang Syariat Islam.

  • Etika Konsumsi dalam Perspektif Islam
  • Keadilan
  • Berkonsumsi tidak boleh menimbulkan kedzaliman, harus berada dalam koridor aturan atau hukum agama serta menjunjung tinggi kepantasan atau kebaikan. Islam memiliki berbagai ketentuan tentang benda ekonomi yang boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi.
  • Kebersihan
  • Bersih dalam arti sempit adalah bebas dari kotoran dan penyakit yang dapat merusak fisik dan mental manusia, sementara dalam arti luas bebas dari segala sesuatu yang diberkahi Allah. Tentu saja benda yang dikonsumsi itu, memiliki manfaat bukan kemubadziran atau bahkan merusak.
  • Kesederhanaan
  • Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci oleh Allah dan ini merupakan pangkal dari berbagai kerusakan di muka bumi. Sikap berlebih-lebihan ini mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang wajar dan cenderung memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau pikir sehingga justru akan menyiksa diri sendiri.
  • Kemurahan Hati
  • Dengan mentaati ajaran Agama Islam, maka tidak ada bahasa atau dosa ketika mengkonsumsi benda-benda ekonomi yang halal yang disediakan Allah karena kemurahannya, selama konsumsi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan yang membawa kemanfaatan bagi kehidupan dan peran manusia untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan anugerah untuk manusia.
  • Moralitas
  • Pada akhirnya konsumsi seorang muslim secara keseluruhan harus dibingkai oleh moralitas yang dikandung dalam Islam sehingga tidak semata-mata memenuhi segala kebutuhannya.
  •             Jadi, kesimpulannya adalah konsumsi merupakan kajian Islam yang sangat penting yaitu agar manusia lebih berhati-hati dalam menggunakan harta dan kekayaannya dan agar dapat memahami etika dalam konsumsi dengan cara yang baik dan benar.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline