Lihat ke Halaman Asli

Kesehatan Mental Mahasiswa Terancam oleh Ujaran Kebencian di Media Sosial

Diperbarui: 3 Desember 2024   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Ujaran kebencian di media sosial adalah komentar yang mengandung penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, provokasi, dan upaya menghasut. Ujaran kebencian dapat berdampak negatif pada moral bangsa, dan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti polemik, kegaduhan, dan kekerasan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk ujaran kebencian dalam bahasa dimedia sosial, mendeskripsikan makna konseptual ujaran lebencian dalam bahasa di media sosial, dan untuk mendeskripsikan makna kontekstual ujaran kebencian dalam bahasa di media sosial.Teknik pengumpulan datanya adalah kuantitatif dengan pengumpulan data dengan cara menyebar kuesioner yang dibagikan melalui media elektronik yaitu gform.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak ujaran kebencian di media sosial terhadap kesehatan mental mahasiswa. Media sosial, yang pada awalnya dirancang sebagai platform untuk komunikasi dan interaksi, sering kali menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian yang dapat memengaruhi kondisi psikologis penggunanya. Dalam konteks mahasiswa, paparan konten negatif seperti ujaran kebencian dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, termasuk stres, kecemasan, depresi, hingga rasa rendah diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui survei dan wawancara terhadap mahasiswa di berbagai universitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72% responden merasa terpengaruh secara emosional setelah menerima atau menyaksikan ujaran kebencian di media sosial. Faktor-faktor seperti durasi penggunaan media sosial, tingkat keterlibatan dalam diskusi daring, serta mekanisme dukungan sosial turut memengaruhi tingkat dampaknya. Kesimpulan penelitian ini menekankan pentingnya edukasi literasi digital, penguatan kebijakan anti-ujaran kebencian, serta pengembangan sistem pendukung psikologis bagi mahasiswa untuk memitigasi dampak negatif ini.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dampak signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat, termasuk cara individu berinteraksi melalui media sosial. Media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan WhatsApp kini menjadi platform utama dalam berbagi informasi, mengekspresikan pendapat, serta menjalin komunikasi. Namun, kemajuan ini juga menghadirkan tantangan baru, salah satunya adalah maraknya ujaran kebencian.

Ujaran kebencian di media sosial tidak hanya mengganggu kenyamanan pengguna, tetapi juga berpotensi merusak hubungan sosial, memicu konflik, dan memberikan dampak psikologis pada individu. Berdasarkan hasil kuesioner yang kami buat, para responden atau pengguna media sosial mengaku sering menemukan ujaran kebencian, dengan beberapa di antaranya pernah menjadi korban langsung. Kondisi ini menunjukkan urgensi untuk memahami faktor pemicu, dampak, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalisasi fenomena ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai ujaran kebencian di media sosial.

1.2 Rumusan Masalah  
1. Seberapa sering ujaran kebencian ditemukan di media sosial?  
2. Apa dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkan oleh ujaran kebencian?  

1.3 Tujuan Penelitian  
1. Mengidentifikasi frekuensi dan pola kemunculan ujaran kebencian di media sosial.
2. Mengetahui dampak ujaran kebencian terhadap kesejahteraan emosional dan produktivitas individu.  

1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai fenomena ujaran kebencian di media sosial, termasuk faktor pemicu, dampaknya, serta langkah mitigasinya, sehingga dapat menjadi referensi bagi penelitian lanjutan.


2. Manfaat Edukatif
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan literasi digital masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya ujaran kebencian di media sosial. Hasil penelitian juga dapat digunakan untuk mendorong kesadaran publik dalam menjaga etika berkomunikasi di dunia maya serta menginspirasi tindakan preventif terhadap penyebaran ujaran kebencian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline