umkt.ac.id, Samarinda - Menurut data KEMENKES RI, pada tahun 2022 kasus Tuberculosis (TBC) di Indonesia diperkirakan mencapai 824 ribu orang. Sehingga, Indonesia menduduki posisi KEDUA (ke-2) dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia.
Sedangkan berdasarkan WHO, melaporkan bahwa jumlah orang terdiagnosis TBC pada tahun 2021 secara global sebanyak 10,6 juta kasus ataupun naik sekitar 600.000 kasus dari tahun 2020. Dari 10,6 juta kasus yang tercatat, terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang telah dilaporkan dan menjalani pengobatan serta 4,2 juta (39,7%) orang lainnya belum diketahui / didiagnosis dan dilaporkan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang mengancam kesehatan masyarakat yang berkesinambungan karena sejumlah alasan biologis dan sosiologis yang kompleks.
Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman tumbuhan. Kalimantan telah lama dikenal memiliki banyak tanaman obat, salah satunya tanaman Bajakah Tampala (Spatholobus littoris Hassk). Pada penelitian yang telah kami lakukan Tanaman Bajakah Tampala mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, polifenol, tanin, dan saponin. Tanaman Bajakah Tampala mempunyai potensi sebagai antibakteri, antibiofilm, penyembuhan luka, dan memiliki aktivitas sebagai obat batuk, dan penyakit paru.
Oleh sebab itu Tim Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Program Studi S1 Farmasi yang terdiri dari 4 orang mahasiswa/i yakni Agnes Novita R.M. (2021), Virgiawan Yoga P. (2021), Aldyba Syaqilla H. (2020) dan Nila Fajrianti (2021) dibawah bimbingan Dr. Apt. Hasyrul Hamzah, M.Sc membuat inovasi baru mengenai Microneedle patch dari tanaman bajakah Tampala sebagai Pelepas Efek Imunoterapi pada Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Strain H37Rv. Inovasi ini berguna sebagai anti tuberculosis dalam pengembangan obat baru yang berasal dari bahan alam melalui serangkaian pengujian.
Bentuk sediaan microneedle dari ekstrak bajakah tampalaer gambar
"Riset ini dapat menjadi dasar acuan dalam pengembangan obat baru sebagai anti tuberculosis, dengan menggunakan zat aktif yang berasal dari tanaman Bajakah Tampala yang dibuat menjadi microneedle patch. Yang dimana penggunaannya melalui rute transdermal, sehingga lebih mudah digunakan oleh pasien tuberculosis."
"Harapan kami, dengan diciptakannya microneedle patch sebagai pelepas efek imonuterapi yang mampu memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan injeksi intramuscular (IM) ataupun oral. Kami berharap juga hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan oleh masyarakat dan mendukung kemajuan teknologi farmasi dan kedokteran di Indonesia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H