Lihat ke Halaman Asli

Christian Jati

Humas Yayasan Tarakanita Surabaya

Mengenal Virus Corona

Diperbarui: 26 Januari 2021   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Dokter Mengajar diselenggarakan oleh SD Santo Carolus Tarakanita Surabaya

Surabaya -- Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini anak-anak perlu mendapat pengetahuan secara berkelanjutan agar sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Dengan mengundang nara sumber yang juga adalah orang tua siswa, dr. Jeanny Maurine Siswadi, SD Santo Carolus Tarakanita Surabaya mengadakan kegiatan Dokter Mengajar. Kegiatan ini bermaksud mengenalkan virus corona sehingga anak-anak bisa menjaga diri agar tidak terpapar oleh virus tersebut.

Ada lebih dari 200 peserta yang mengikuti kegiatan ini melalui telekonferensi Zoom. Peserta didik yang mengikuti adalah kelas 3-4 SD Santo Carolus Tarakanita Surabaya.

Ambrosius Setyo P., S.Pd. (Guru Kelas IV) memoderatori kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 26 Januari 2021 pukul 10.30 -- 11.30 WIB ini.

Dokter Jeanny menyebut bahwa Covid merupakan singkatan dari Corona Virus Disease yang ditemukan di Wuhan, China pada tahun 2019. Disebut corona karena bentuknya yang mirip dengan mahkota. Virus ini berasal dari binatang kelelawar.

dr. Jeanny Maurine Siswadi

Dokter lulusan fakultas Kedokteran Universitas Hangtuah tersebut menjelaskan, "Corona mirip dengan SARS yang ditemukan di Cina pada tahun 2002 dan MERS yang ditemukan di Timur Tengah pada tahun 2012."

"Gejala ketiganya mirip, hanya bedanya di corona ada batuk darah dan sesak nafas," ujar Dokter Jeanny.

Pada umumnya, gejala ditandai dengan demam tinggi, lelah, batuk kering, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan diare. Namun akhir-akhir ini gejalanya sedikit menyimpang. Ada yang hanya ditandai kelelahan tanpa demam. Ada yang ditandai ruam kulit. Ada yg ditandai radang pada selaput mata.

Tidak semua orang yang menderita covid itu sesak nafas. Ada yang dinamakan happy hipoxia, yakni tidak merasa sesak nafas, tapi ketika diukur kadar oksigennya di bawah normal. Untuk itu Dokter Jeanny menyarankan sebaiknya mengecek saturasi oksigen dalam tubuh secara berkala dengan alat oksimeter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline