LAPAS METRO -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Metro kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan terhadap Warga Binaan dengan mengembangkan budidaya jahe. Pada Senin (3/2/25), Lapas Metro memanen jahe hasil dari program kemandirian bidang pertanian yang melibatkan Warga Binaan dalam proses penanaman dan perawatan. Jahe yang dipanen ini akan diolah lebih lanjut menjadi jahe instan bubuk yang siap seduh, sebuah produk bernilai ekonomi yang telah berhasil menembus pasar.
Lapas Metro telah memproduksi jahe instan bubuk dengan merek "MAS", yang kini mulai dipasarkan ke Masyarakat melalui gerai-gerai kemitraan. Produk ini dipasarkan bersama dengan kopi khas produksi Lapas Metro, "PAS Coffee". Hal ini menjadi langkah strategis dalam mengembangkan keterampilan Warga Binaan sekaligus menciptakan produk unggulan yang memiliki daya saing di pasar.
Kepala Lapas Metro, Gumilar Budirahayu, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana yang digagas oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. "Kami ingin memastikan bahwa Warga Binaan memiliki keterampilan yang dapat mereka manfaatkan setelah menjalani masa pidana di Lapas. Budidaya jahe dan produksi jahe instan ini merupakan salah satu bentuk nyata pembinaan kemandirian," ujarnya.
Menurutnya, pembinaan di Lapas tidak hanya berfokus pada aspek pembelajaran keterampilan, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai kerja keras, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Gumilar juga mengapresiasi kerja sama antara pihak Lapas, mitra usaha, serta masyarakat yang telah mendukung pemasaran produk buatan Warga Binaan.
Jahe instan bubuk "MAS" yang diproduksi di Lapas Metro memiliki kualitas unggulan dan diolah dengan standar kebersihan yang ketat. Selain itu, produk ini juga dikemas secara menarik sehingga dapat bersaing dengan produk serupa di pasaran. Dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap minuman herbal, jahe instan bubuk "MAS" diharapkan dapat menjadi salah satu produk andalan yang berasal dari program pembinaan di Lapas Metro.
Program ini juga memberikan dampak positif bagi Warga Binaan, baik secara ekonomi maupun psikologis. Dengan adanya kegiatan produktif seperti ini, Warga Binaan memiliki kesempatan untuk tetap berkarya dan memperoleh keterampilan yang dapat berguna ketika kembali ke masyarakat. "Kami merasa bangga bisa terlibat dalam program ini. Selain belajar bertani, kami juga mendapatkan pengalaman dalam proses produksi dan pemasaran. Harapannya, setelah bebas nanti kami bisa mandiri dan membuka usaha sendiri," ungkap salah satu Warga Binaan yang terlibat dalam budidaya jahe.
Kedepannya, Lapas Metro berencana untuk terus mengembangkan program pembinaan kemandirian ini dengan memperluas area tanam serta meningkatkan kapasitas produksi. Diharapkan, semakin banyak Warga Binaan yang terlibat dalam program ini sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.
Dengan adanya program seperti ini, Lapas Metro tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah bagi Warga Binaan untuk bangkit dan mempersiapkan diri kembali ke Masyarakat dengan keterampilan yang bernilai ekonomi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI