Lihat ke Halaman Asli

Anggaran Penelitian Minim, Peneliti Harus Kritis Pilih Isu Kajian

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JATINANGOR – Alokasi anggaran pemerintah untuk kegiatan penelitian di Indonesia hingga saat ini masih minim. Kondisi ini memaksa peneliti harus lebih kritis memilih isu kajian.

Deputi Kajian Kebijakan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Sri Hadiati mengungkapkan, jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand, proporsi anggaran penelitian di Indonesia masih jauh dari ideal.

Dia mengungkapkan, jangankan dibandingkan dengan Singapura, proporsi anggaran penelitian yang diberikan pemerintah Indonesia lebih kecil jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Malaysia saat ini menggelontorkan anggaran riset mencapai US$ 658 juta. Sementara Thailand sebesar US$ 374 juta.

“Anggaran yang digelontorkan pemerintah Indonesia untuk program pengembangan dan penelitian baru sebesar US$ 57 juta. Keadaan ini tentu menjadi tantangan bagi kita untuk mengefektifkan anggaran yang ada dengan hasil yang optimal,” ujarnya dalam Rapim LAN, di PKP2A I LAN Jatinangor, Kamis (16/1).

Hadiati menuturkan, dengan tantangan yang dihadapi di era global saat ini, Indonesia membutuhkan dana pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih banyak agar mampu memberikan sumbangsih yang bermanfaat. Terlebih, Indonesia diprediksi akan memegang peran penting di kawasan Asia yang sejajar dengan Jepang, Korea Selatan, India, Cina, Filipina dan Thailand.

Menyikapi minimnya anggaran penelitian itu, Hadiati meminta agar para peneliti lebih kritis dalam memilih isu penelitian. Dia juga mengingatkan agar penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik bangsa Indonesia.

“Karakteristik negara kita itu berbeda dengan negara lain, tentu tidak bisa disamakan. Kita mempunyai budaya sosial, ekonomi dan politik yang berbeda. Boleh kita mengambil dari negara lain tapi sesuaikan dengan budaya kita. Sehingga kita tetap memiliki karakteristik tersendiri,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Hadiati juga memproyeksikan beberapa rencana pengembangan SDM di lingkungan LAN dalam menyikapi minimnya alokasi anggaran. Proyeksi itu yakni, mengintensifkan jejaring kerja dengan lembaga penelitian swasta, masyarakat, praktisi, dan akademisi.

“Kita akan terus bangun kemitraan dengan lembaga riset nasional dan internasional, termasuk di dalamnya exchange program atau pertukaran peneliti. Sehingga kapasitas peneliti kita semakin meningkat,” kata dia.

Kepala LAN Agus Dwiyanto, mengakui, minimnya alokasi anggaran karena adanya kebijakan budget cutting harus disikapi secara cerdas dengan melakukan realokasi dari pos anggaran sesuai dengan ketentuan yang ada.(bp)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline