Lihat ke Halaman Asli

Bandul Kekuasaan Presiden Tergantung Tiga Faktor

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JAKARTA – Demokrasi yang saat ini berjalan di Indonesia telah memasuki fase demokrasi subtantif. Fase ini ditandai dengan dipenuhinya berbagai suprastruktur dan infrastruktur demokrasi. Akibatnya, banyak faktor yang mempengaruhi presiden dalam memainkan bandul kekuasaannya.

Wakil Menteri Hukum & HAM, Denny Indrayana mengatakan, setidaknya ada tiga elemen yang memengaruhi presiden dalam menjalankan pemerintahannya di era demokrasi.

“Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi posisi presiden saat ini, yakni kewenangan konstitusi, dukungan politik, serta kontrol kekuasaan,” kata dia saat memberikan ceramah umum Diklatpim Tk. II Angkatan XXXVIII Kelas A Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, di Gedung Wisesa Lt. III, Kampus PPLPN LANRI, Kamis (13/3).

Denny menjelaskan, kewenangan konstitusi yang dimaksud adalah berkurangnya dominasi presiden dalam menentukan pejabat-pejabat pemerintahan. Masa jabatan presiden pun kini dibatasi sebanyak dua kali masa jabatan. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan era Orde Baru.

“Untuk penentuan Kapolri, presiden harus mengajukan nama untuk dibahas dan disetujui oleh DPR. Demikian juga untuk posisi Panglima TNI, Jaksa Agung, serta berbagai posisi penting lainnya. Semuanya ditentukan oleh DPR,” jelasnya.

Dalam aspek dukungan politik, kekuasaan presiden juga tergantung pada sejauhmana dukungan yang diberikan legislatif pada masa pemerintahannya.

“Meski memperoleh dukungan dari rakyat (electoral college)secara penuh, tetapi dukungan itu tidak terlalu berpengaruh. Karena yang berpengaruh adalah dukungan di pemerintahan (government college),” jelasnya.

Dukungan pemerintahan yang dimaksud adalah seberapa besar proporsi suara partai di parlemen. Presiden tidak bisa mengandalkan dukungan sepenuhnya hanya dari koalisi yang dibangun dengan partai lain.

“Kalau koalisi itu kan datang dan pergi. Tidak bisa benar-benar diandalkan. Apalagi dalam proses politik,” kata dia.

Faktor terakhir yang cukup berpengaruh adalah kontrol dari pilar demokrasi ekstra parlemen, seperti media massa, LSM dan partisipasi publik dalam mengontrol jalannya pemerintahan.

“Ketiga faktor inilah yang berpengaruh bagi presiden Indonesia dalam menjalankan kekuasaan. Buah demokrasi yang dijalankan ini mudah-mudahan akan semakin baik ke depannya,” pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline