Lihat ke Halaman Asli

Kualitas Sektor Publik Tak Mendukung Tumbuhnya Lingkungan Bisnis yang Sehat

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA – Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia dalam 20 tahun mendatang jika mampu melakukan reformasi di sektor publiknya. Pasalnya, kualitas sektor publik Indonesia saat ini tidak mendukung tumbuhnya lingkungan bisnis yang sehat

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Agus Dwiyanto, mengatakan, reformasi sektor publik mendesak jika menginginkan Indonesia menjadi negara besar yang sejajar dengan negara maju lainnya.

“Hal ini hanya mungkin dicapai jika Indonesia segera melakukan revitalisasi di sektor layanan publiknya. Sudah menjadi rahasia umum jika layanan publik di Indonesia itu belum memuaskan,” jelasnya saat memberikan ceramah pembekalan dan orientasi pegawai LAN RI 2013, di Gedung A Kantor LAN RI, Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat, Rabu (19/3).

Menurut Agus, keyakinan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia didasarkan pada berbagai hasil penelitian yang dilakukan lembaga-lembaga internasional. Ia merujuk, hasil analisis Global Institute menyebutkan bahwa dalam 20 tahun mendatang indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia jika mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya di angka 7 – 8 persen per tahun.

“Proyeksi ini harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk segera mendorong akselerasi reformasi di segala bidang. Karena tantangan domestik dan globalisasi yang dihadapi Indonesia kian kompleks. Apalagi, dalam waktu dekat kita juga menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015,” jelas dia.

Jika pemerintah tidak berbenah, lanjut dia, Indonesia dipastikan hanya akan menjadi sasaran empuk dominasi produk luar, baik itu produk barang maupun jasa. Apalagi, masyarakat kelas menengah Indonesia yang terus bertumbuh merupakan masyarakat yang konsumtif.

“Dengan jumlah penduduk yang besar, kita akhirnya hanya menjadi pasar empuk bagi mereka,” jelas dia. (bp/alam/humas)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline