Ada yang menarik! Majlis Dikdasmen PDM Kota Surakarta menyelenggarakan Halal bi Halal tahun 1445 H dalam format agak beda. Pada umumnya, gelaran halal bi halal majlis pendidikan Muhammadiyah sarat dengan mengumpulkan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan pada semua jenjang (TK/RA, SD/MI, SMP, SMA/SMK) lalu mendengarkan kajian dan ceramah.
Pada tahun ini, Majlis Dikdasmen PDM Kota Surakarta menyelenggarakan halal bi halal dalam format agak berbeda, dimana acara dikemas seperti workshop/seminar. Kemudian tema yang diangkat, yaitu "Growth Mindset untuk Menumbuhkan Sekolah Muhammadiyah Berkemajuan". Tekstual, tema tersebut mungkin dipersepsi tidak ada sangkut pautnya dengan sakralitas halal bi halal sebagaimana biasanya.
Pada sambutannya, Dr. Mohammad Ali (Ketua Majlis Dikdasmen PDM Kota Surakarta), memaparkan bahwa halal bi halal format seperti ini adalah bagian dari salah satu bentuk upaya pemaknaan halal bi bahal yang tidak sekedar hanya formalitas saling bermaaf-maafan, tetapi juga halal bi halal harus menjadi starting bagi peningkatan kinerja. Dimana kinerja diberengi dengan "Growth Mindset" untuk terus menghasilkan perkembangan-perkembangan positif. Konsep growth mindset besar harapannya akan mendorong ghiroh guru dan tendik Muhammadiyah untuk memajukan amal usaha.
Prof. Suyanto, Ph.D pembicara pada gelaran acara tersebut (17/04/24) menyampaikan panjang dan lebar tentang bagaimana "Growth Mindset' dapat menjadi konsep awal memajukan lembaga pendidikan. Beliau memberikan definisi bahwa growth mindset adalah pemikiran untuk meyakini bahwa kualitas dapat meningkat dengan melakukan usaha, tantangan, rintangan dan dapat menghadapi permasalahan yang datang. Orang yang memiliki growth mindset meyakini dengan teguh yang namanya proses sehingga tidak takut mengalami kegagalan, bahkan menjadikan sebuah kegagalan adalah pengalaman baru dalam pengembangan diri. Kalimat lainnya, bahwa growth mindset adalah sudut pandang dan cara berpikir positif.
Pikiran positif berasal dari kemampuan dasar yang dimiliki seseorang atau keterampilan dan kebiasaan baru yang bisa dikembangkan. Hal itu bisa menghasilkan sesuatu yang positif karena percaya kecerdasan dan bakat yang dipunyai bisa berkembang seiring berjalannya waktu lewat dedikasi dan kerja keras dalam mengembangkan sekolah Muhammadiyah.
Sehingga, kepala sekolah dan guru Muhammadiyah harus memiliki sikap yang baik karena kita sama-sama yakini jika kita memiliki kerangka berpikir yang baik maka terus berkembang itu optimisme itu selalu di yang membekali kita biasanya seseorang yang sudah memiliki positive mindset akan selalu berpikir bahwa hari ini hari esok harus lebih baik seperti ungkapan hari ini lebih baik dari hari kemarin hari esok harus lebih baik dari hari ini jadi optimisme untuk mencapai kesuksesan selalu ada di mindset kita bikin kerangka berpikir untuk memajukan sekolah Muhammadiyah, pungkas Prof. Suyanto.
Growth Mindset dalam Realitas
Memajukan sekolah Muhammadiyah dengan internaliasi nilai-nilai growth mindset pada lokomotor pendidikan yaitu guru, menuai tantangan eksternal yang cukup berat. Hadirnya pembukaan CPNS dan PPPK menjadi badai ujian yang perlu dicarikan juga solusi teoritis, praktis dan taktisnya. Secara personal ini menjadi ujian bagi guru-guru Muhammadiyah akan komitmen dan sudut pandang positifnya tentang nilai growth mindset pada dirinya.
Apakah akan tetap memperjuangkan AUM disamping menapaki jenjang karir yang menghasilkan finansial yang kadang kurang untuk menutupi kebutuhan hidup. Atau justru menngundurkan diri dari sekolah Muhammadiyah lalu menapaki proses rekrutmen CPNS/PPPK, demi untuk kemapanan finansial. Hal tersebut adalah realitas yang dihadapi oleh guru-guru Muhammadiyah selaku kader persyarikatan.
Optimisme untuk memajukan sekolah Muhammadiyah kerap kandas, ketika kondisi sekolah belum mampu memberi "upah" secara layak dan profesional sementara hajat kebutuhan hidup semakin meningkat. Maka, jika loyalitas dipertanyakan juga tidak sepenuhnya benar. Karena guru-guru Muhammadiyah juga masih ada yang tidak tergiur dengan menjadi abdi negara, mereka tetap berjibaku dengan perjuangan memajukan sekolah Muhammadiyah dengan semangat al-Maun dan sudut pandang positif ala-ala growth minside. Bisa jadi merekalah yang menghidupi Muhammadiyah, sehingga guru Muhammadiyah mungkin ada yang nyambi jualan online, ngojek online, nulis di media masa, menjadi influencer dan lain sebagainya. Kader-kader seperti inilah yang harus juga menjadi fokus perhatian pimpinan Muhammadiyah pada level ranting hingga pusat.