Lihat ke Halaman Asli

Rio Estetika

Dengan menulis maka aku Ada

Ramadhan Sunyi Senyap

Diperbarui: 22 April 2020   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Tidak ada yang bisa dibanggakan dari puasa hingga lemasnya raga. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari membludaknya shaf-shaf tarawih. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari tadurus Al Quran hingga bersaing berjuz-juz.

Ya, karena memang sejatinya amalan itu hening dari pamer dan ujub diri serta berbangga. Karena puasa dan rangkainnya itu adalah untuk Allah, "Maka puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjar pahalanya", demikian Allah berfirman dalam salah satu hadist qudsinya.

Ramadhan tahun ini, mungkin tak seriuh tahun-tahun biasanya. Riuh semarak tarawih akan dikembalikan kepada hakikatnya, yaitu menghidupkan malam mesra beriring tangis penuh harap bergandeng takut nan syahdu di bilik-bilik rumah.

Asy Syaikh Ahmad Ar Raisuni pernah mengingatkan, "Menegakkan qiyamul lail Ramadhan secara berjama'ah di masjid adalah sunnah Khulafaur Rasyidin. Menegakkannya di rumah-rumah kita sendiri adalah sunah Rasulullah Shalallahu 'alaihissalam. Jadi, kita sejujurnya sedang beralih dari sunah yang utama menuju sunnah yang lebih utama.

Ramadhan tahun ini, hendak men-tarbiyah kita untuk memamerkan ibadah hanya kepada Sang Pemilik Jagad, Allah azza wa jalla. Karena barang kali ibadahnya kita selama ini bukan karena-Nya.

Ya, Ramadhan boleh sunyi dan senyap. Namun, harus tetap ramai dan bergelora semangat dalam qalbu. Berniat sedalam-dalamnya bahwa untuk beribadah dalam keheningan, dekat dengan persaksian Allah semata.

Selamat menjalankan ibada puasa Ramadhan 1441 H.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline