Lihat ke Halaman Asli

humamul firdaus

mahasiswa unisnu

under achiever

Diperbarui: 21 Juni 2021   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

under achiever. | freepik

UNDER ACHIEVER

  • Pengertian Underachiever 

Menurut istilah, underachiever ini adalah siswa yang berprestasi kurang, yaitu siswa yang memiliki potensi tergolong tinggi tetapi prestasi belajarnya tergolong masih kurang dari yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan potensinya.

Menurut Sugihartono, Underachiever yaitu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi prestasi yang dicapai tergolong rendah. Dalam hal ini prestasi belajar yang dicapai anak tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Rahmawati mengatakan bahwa Underachiever merupakan mereka yang prestasinya ternyata lebih rendah dari apa yang diperkirakaran. Berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya tergolong siswa yang gagal.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Underachiever merupakan suatu kondisi dimana siswa menunjukkan prestasi belajar yang dicapai di bawah rata-rata dari kemampuannya. Hal tersebut biasanya terjadi pada siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi hanya saja prestasi belajar yang dicapai berada di bawah performance siswa tersebut.

Kakteristik

karakteristik anak berbakat akademik di antaranya sebagai berikut:

  1. Memiliki IQ yang sangat tinggi
  2. Memiliki kebiasaan kerja yang jelek
  3. Ketidakmampuan berkonsentrasi
  4. Kurang usaha dalam menjalankan tugas. 
  5. Minat yang kuat terhadap suatu bidang tertentu, sehingga melupakan akademiknya.
  6. Pekerjaaannya sering tidak selesai.
  7. Harga dirinya rendah
  8. Menampilkan frustasi emosional
  9. Bersikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
  10. Tiadanya perhatian terhadap tugas yang sedang dihadapi. 
  11. Ada kecenderungan dua pola perilaku dasar, yaitu agresif dan menarik diri.

Gambaran pola perilaku agresif, mencakup:

1) Penolakan yang terus menerus yang ditunjukkan dengan complain.  

2) Mencari perhatian.

3) Mengganggu orang lain.

4) Penolakan yang terus menerus terhadap tugas yang ditetapkan.

5) Ketiadaan arahan diri dalam pembuatan keputusan.

6) Pemisahan yang terus menerus dari teman sebaya.

Gambaran pola perilaku menarik diri, mencakup:

1) Kurangnya komunikasi

2) Dikuasai oleh dunia fantasi

3) Bekerja sendiri

4) Sebentar dalam kelas ketika dalam penyelesaian pekerjaan.

5) Sedikit upaya dibuat untuk menjustifai perilaku.  

Baca juga: Anak Cerdas Tidak Berprestasi, Kok Bisa?

Karakteristik dan pola-pola perilaku AB2K memang sering mewarnai perilakunya. Perilaku-perilaku tersebut seringkali menjadi indikator penting bagi orang lain untuk memberikan label, tanpa memperdulikan potensi apa yang ada di baliknya. Dengan demikian sangatlah wajar bahwa banyak terjadi  AB2K yang tidak hanya merugikan anak-anaknya sendiri, melainkan juga merugikan keluarga dan masyarakat.

Faktor Penyebab

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline