Lihat ke Halaman Asli

Humam nasirudin

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang 2021, asli Demak

Potensi Pemuda dan Santri dalam Menyemarakkan Agama Islam di Desa Sukolilan sebagai Agent of Change di Masa Depan

Diperbarui: 25 November 2021   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu tugas akhir mahasiswa mengabdi di lingkungan kemasyarakatan. KKN kali ini memang belum sepenuhnya bisa di laksanakan secara offline dikarenakan masih terasanya beberapa dampak dari covid-19 yang melanda masyarakat Indonesia 2 tahun terakhir ini.

Berbagai kegiatan KKN dilaksanakan dalam kurun waktu 45 hari yang bisa di katakan berat tapi nikmat. Berbagai pengalaman kemasyarakatn di peroleh. Di sini mahasiswa di tuntut menjadi agen off change dan membantu dalam pembangunan lingkungan masyarakat desa sehingga kelompok kami mengambil tema utama "Mewujudkan Lingkungan Dan Sumberdaya Manusia Yang Berpotensi di Masa Pandemi". 

Dalam pengembangan dan peningkatan potensi desa sangat lah perlu andil dari seorang pemuda yang menjadi penerus para tokoh dan pelaku pengembangan di masyarakat, karena pemuda merupakan agen off change yang akan menggantikan posisi tokoh umaro, ulama, dan tatanan kemasyarakat masa depan. 

Di desa Sukolilan, selain pemuda terdapat lingkungan pondok pesantren sehingga para santri yang juga ikut andil dalam menyemarakkan agama islam bersama pemuda desa di lingkungan masyarakat dengan dukungan dari para tokoh masyarakat.

Pemuda dan santri di lingkungan ini merupakan SDM yang sangat berpotensi dan menguntungkan bagi masyarakat dalam berbagai kegiatan terutama dalam menyemarakkan agama Islam di desa Sukolilan. Ormas-ormas islam dengan kegiatan-kegiatnya pun ramai dilaksanakan di desa tersebut. 

Di desa ini ada beberapa Ormas, diantaranya Anshor, IPNU, IPPNU, Karang taruna dll. Banyak sekali kegiatan mereka yang menjadi penggerak dalam menyemarakkan agama Islam terkhsusu di desa Sukolilan. 

Dari tim KKN pun melibatkan mereka dalam beberapa kegiatan diantaranya, maulida nabi, seminar adab dan makan, dan berbagai konsolidasi pun kerap dilaksanakan antara mahasiswa KKN dan pemuda di desa untuk menciptakan kegiatan masyarakat yang di butuhkan, seperti kegiatan KKN penanaman pohon melati, rapat RT dll, meskipun beberapa kegiatan belum terlaksana bersama karang taruna di desa Sukolilan karena keterbatasanya waktu KKN.

Selanjutnya Pondok pesantren, dari kalangan santri di desa ini pun juga memberi andil besar dalam meramaikan dan meningkatkan potensi pemuda di lingkungan sukolilan. Banyak santri dari desa dan luar desa yang ikut ngaji dan berkegiatan di lingkungan pondok pesantren. 

Sehingga berbagai kegiatan yang terlaksana di pondok pesantren ini sebagian besar pasti melibatkan masyarakat di desa sukolilan, seperti ngaji Al-quran bil ghoib dan bin nadhor, rutinan khataman berzanji di bulan maulid, wisuda akbar ponpes, haul sesepuh pondok dan masih banyak lagi kegiatan kagamaan yang melibatkan kalangan santri dan masyarakat setempat. 

Di masjid desa pun sang kiyai dari pesantren Nurul Qur'an mengadaka ngaji rutinan yaitu ngaji kitab kuning Tanbil Ghofilin karena selain sebagai kiyai di pondok pesantren beliau juga sebagai figur ulama di desa sukolilan, beliau bernama K.H Idris Nur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline