Di tengah perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, remaja di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan: kesehatan mental. Salah satu isu yang semakin mencemaskan adalah hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko percobaan bunuh diri. Menurut data Global School-Based Student Health Survey (GSHS) 2015, konsumsi alkohol secara signifikan meningkatkan risiko percobaan bunuh diri di kalangan remaja Indonesia. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa perhatian terhadap kesehatan mental remaja sangatlah penting, karena dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
Alkohol dan Kesehatan Mental: Fakta yang Mengejutkan
Penelitian yang melibatkan lebih dari 11.000 remaja Indonesia berusia 11--17 tahun menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan:
Sebanyak 4,3% remaja mengaku pernah mengonsumsi alkohol.
Sekitar 3,6% melaporkan pernah mabuk, sementara 2,5% mengalami masalah akibat alkohol.
Dari keseluruhan responden, 3,8% melaporkan pernah mencoba bunuh diri.
Data ini menunjukkan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan risiko percobaan bunuh diri hingga 8,94 kali lebih besar. Risiko tersebut bahkan lebih tinggi pada remaja yang mabuk (8,48 kali) dan yang mengalami masalah akibat alkohol (12,14 kali). Konsumsi alkohol mempengaruhi keseimbangan emosional remaja, mengurangi kemampuan mereka dalam mengelola stres, dan meningkatkan impulsivitas. Ketika remaja kehilangan kendali akibat mabuk, mereka menjadi lebih rentan terhadap tindakan berisiko, termasuk percobaan bunuh diri.
Siapa yang Paling Rentan?
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa beberapa kelompok remaja memiliki risiko lebih tinggi:
Remaja Laki-Laki
Remaja laki-laki memiliki tingkat percobaan bunuh diri yang lebih tinggi (4,2%) dibandingkan perempuan (3,4%). Perbedaan ini disebabkan oleh faktor sosial, di mana laki-laki cenderung tidak mencari bantuan atau berbicara tentang masalah emosional mereka.