Di dunia sains, tentu saja kita pernah mendengar nama Galileo Galilei, yang telah dikenal sebagai seorang fisikawan dan astronom dari Italia. Ia juga dikenal sebagai penemu alat bandul yang digunakan untuk jam dinding.
Tapi, apa kita mengenal nama Ibnu Yunus?
Ibnu Yunus merupakan penemu alat bandul yang di negara Arab disebut sebagai miwar dan di negara barat disebut pendulum. Ia menemukan alat tersebut kurang lebih 600 tahun sebelum Galileo. Hal ini diperkuat dengan catatan Gregory Good dalam Sciences Of The Earth: An Encyclopedia of Events, People, and Phenomena.
Penemuannya tersebut juga diakui oleh Roger G Newton dalam Galileo's Pendulum: From The Rythm Of Time To The Marking Of Matter. Tentu saja hal ini menguatkan posisinya sebagai penemu alat bandul, dan menggugurkan anggapan bahwa yang menemukannya adalah Galileo ataupun ilmuwan Inggris Edwar Bernard.
Ibnu Yunus lahir di kota Fustat. Mengenai tahun kelahirannya, terdapat sebagian kalangan yang meyakini bahwa ia lahir pada tahun 950 M. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Ibnu Yunus lahir pada tahun 952 M. Ia memiliki nama lengkap Abu Al-Hasan Ali bin Abi Said Abdur Rahman bin Yunus As-Sadafi.
Ibnu Yunus memang dilahirkan dari lingkungan keluarga yang terkemuka. Sang ayah merupakan salah seorang penulis sejarah Mesir yang pertama. Dia juga merupakan seorang pengarang besar. Salah satu karyanya adalah tentang perayaan di Mesir. Sang ayah juga dikenal sebagai orang pertama yang menyusun kamus biografi yang dibuat khusus untuk orang-orang Mesir.
Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Dale F. Eickelman dan James Piscatori dalam karyanya Muslim Travellers: Pilgrimage, Migration, and The Religious Imagination. Sedangkan kakeknya, menurut Eickelman dan Piscatori merupakan sahabat ilmuwan termasyhur, Al-Shafi.
Nama Ibnu Yunus diabadikan untuk sebuah nama kawah yang terdapat di bulan oleh International Astronomical Union (IAU). Tentu saja pemberian nama tersebut bukanlag suatu hal tanpa alasan. Pemberian kawah tersebut didasari oleh kontribusi Ibnu Yunus yang sangat besar terhadap dunia astronomi.
Ibnu Yunus memulai pengamatan astronominya kira-kira pada tahun 990 M, atas perintah Khalifah Al-Aziz di observatorium yang lengkap di Kairo. Pengamatan tersebut selesai pada tahun 1007 serta hasilnya diterbitkan dengan judul Al-Jiz Al-Kabir Al-Hakimi (kitab ini telah menjadi pegangan di bidang astronomi) yang didedikasikan untuk Khalifah Al-Hakim.
Buku tersebut mencatat pengamatan tentang gerhana-gerhana dan konjungsi-konjungsi yang lama dan yang baru, serta memuat tabel astronomi yang sangat akurat. Tabel yang disusunnya tersebut digunakan untuk beragam keperluan astronomi.
Salah satunya adalah untuk kepentingan penanggalan yang digunakan untuk kepentingan masyarakat Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel tersebut juga mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur dan garis lintang matahari, bulan, dan planet. Tabel tersebut juga memiliki kegunaan dalam menentukan arah kiblat.
Mengenai buku tersebut, Swerdlow menyatakan dalam bukunya, Montucla's Legacy: The History Of The Exact Sciences, bahwa kitab Al-Jiz Al-Kabir Al-Hakimi merupakan salah satu karya astronomi yang sangat masyhur. Menurut Swerdlow, kitab tersebut terbukti kebenarannya. Namun, sayang sekali kitab tersebut kini tidak dalan keadaan utuh lagi, hanya tersisa sebagian saja.