Lihat ke Halaman Asli

Part One; Kemping

Diperbarui: 11 Maret 2016   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Angin dingin menerpa tengkukku seketika aku merinding merasakan suatu firasat yang aneh, firasat yang mengatakan suatu kegembiraan dan tantangan. Segera aku mengambil langkah cepat menuju kelas.  di dalam kelas sudah menunggu guru-guru yang siap mendidik anak muridnya.

 Aku masuk kelas dan langsung dudk ditempat dudukku tiba-tiba seorang wanita cantik memakai rok panjang berwarna hitam,dan kemeja ungu dilipat sampai lengan tanggung,dan jilbab ungu muda meliliti wajah bulatnya dia adalah Kak Diah. Dia pembimbing pramuka di sekolah kami tak seperti biasanya hari ini ia berpakain sangat anggun biasanya ia memakai celana atau rok pramuka dan kacu yang setia melilit lehernya menandakan bahwa dirinya anak pramuka tulen iajuga membawa beberapa lembar kertas ia berkata “adik-adik ini ada surat permohonan untuk pergi kemping, berikan surat ini kepada orangtua kalian, minta izin agar kalian bisa mengikuti kegiatan ini.” Kami semua menjawab serempak.”siap laksanakan”. Kak Diah mulai memberikan surat itu kepada kami masing-masing. Aku pun membaca isinya WOW kegiatan pramuka kemping selama 3 hari 2 malam. Sepertinya seru aku harus bisa membujuk ayah dan mamak agar bisa mengikuti kegiatan ini. Jam istirahat berbunyi sudah waktunya mengambil wudhu dan shlat ashar. Alhamdulillah selesai semuanya pulang sekolah dengan hati tenang, sebentar lagi aku dijemput oleh ayah, sambil nungguin ayah mending aku jajan dulu.

Sampai dirumah aku langsung cerita kemamak dan ayah dengan hebohnya seperti ngumumin lagi ada diskon baju. Aku sangat ingin pergi menambah pengalaman, cinta alam, dan belajar untuk mandiri aku membujuk setengah memaksa sebenarnaya memaksa sih hehehe. mau bagaimana lagi aku ingin sekali mengikuti acara ini. Teman, bukan mudah lo membujuk ayah dan mamak aku harus bertapa 3 hari dibawah panduan kaki mamak. Aku rela disuruh cuci piring, eh emang itu tugas aku yakk?. agar diizinkan pergi dengan doa dan restu dan juga selamat mau pergi dan pulang. Akhirnya aku pun dizinkan bukan hanya ayah saja tapi mamak juga mengizinkan.

 

Karna dalam keadaan senang kepalang tanggung aku jadi tidak fokus belajar kalu biasanya aku (agak) malas-malasan kesekolah sekarang tidak lagi karna motivasi aku sekarang ini adalah “BISA PERGI KEMPING”. Sepulang sekolah aku langsung bersemangat menyiapkan keperluan. Eh, aku kan belum tau apa yang harus dibawa lagi pula tidak ada pemberitahuan ah, pasti besok sudah diberi tau.

Pagi yang dingin tapi aku masih menggeliat diatas tempat tidurku aku melihat ke arah jendela ohtidak, hujan dan jam berapa sekarang? Oh tidak sudah jam 9.30 wib aku lemas hari ini tidak kesekolah haduuh bagaimana ini hah, Update status dulu ah! #ehemangmasihsempat?, hahah gak deh becanda!. Kulihat kamar ayah dan mamak, mamak pasti kelelahan karena menyiapakan disertasinya yang tak kunjung selesai dan ayah pasti ketiduran selesai salat subuh. Dan Aku jangan ditanaya anak yang paling payah bangun pagi. Tapi ah, sudahlah besok kan masih bisa sekolah.

Pagi aku berangkat supaya tak terlambat, aku bergegas melaksanakan kegiatan seperti yang dilakukan anak murid diseklah ku. Yak baca doa, asmaul husna,belajar dan jam yang paling ditunggu adalah jam istirahat. Jam istirahat berbunyi aku segera ke meja PINRU agar aku bisa tau keperluan apa-apa saja yang harus dibawa. Wow errr.. lumayan banyak hhh, itu baru barang bawaan pribadi, belum lagi barang perkelompok. PINRU memanggil anggotanya yang berjumlah 8 orang ia sedang membagikan siapa saja yang akan membawa barang perkelompok ini

Mulanya aku disuruh membawa tikar untuk kami tidur di tenda nanti aku berusaha menolak dengan 1000 alasan yang kubilang mamakku lagi ada arisanlah ambalnya dicucilah rusak lah koyak lah dan akhirnya yes.. aku berhasil aku hanya disuruh membawa ketel untuk memasak air panas dan membawa baskom untuk cuci piring.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline