Lihat ke Halaman Asli

Peran Humaniora dalam Menjaga Identitas Bangsa di Era Digital

Diperbarui: 31 Desember 2024   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Seni Lokal Wayang (Sumber: Wikipedia)

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya yang kaya. Keberagaman ini tentu dapat dijadikan modal utama dalam meningkatkan daya saing bangsa. Namun arus globalisasi, urbanisasi, dan digitalisasi telah membawa tantangan besar bagi pelestarian budaya lokal. Semakin kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal bahkan mengakibatkan beberapa budaya kita sempat dicuri identitasnya oleh negara lain. Dalam kondisi ini, peran humaniora menjadi sangat penting untuk menjaga identitas bangsa yang terwujud dalam budaya dan tradisi lokal. Humaniora, sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan nilai-nilai, menawarkan berbagai edukasi pendekatan untuk merawat kekayaan budaya lokal di tengah perubahan zaman. 

Tantangan terhadap kebudayaan lokal

1. Globalisasi

Masuknya budaya asing melalui media sosial dan hiburan global sering menggeser apresiasi terhadap tradisi lokal, salah satunya dalam berbahasa. Menurut laporan UNESCO, sekitar 40% bahasa di dunia, termasuk bahasa daerah di Indonesia, terancam punah karena generasi muda lebih banyak menggunakan bahasa global. Hal ini cukup terlihat jelas disekitar kita, dimana lebih banyak anak muda menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan kata screenshot, refresh, discount, drive true, order, dan masih banyak lagi. Kebiasaan inilah yang perlahan menjadikan bahasa lokal ditinggalkan. Oleh karena itu peran generasi muda sangat penting dalam menjaga kelestarian budaya terutama menjaga bahasa Indonesia agar tidak terancam kedudukannya oleh bahasa asing.

2. Urbanisasi

Perpindahan masyarakat ke kota-kota besar dapat mengubah gaya hidup mereka, bahkan  sering kali menjauhkan mereka dari akar budaya lokal. Dimana saat ini wilayah perkotaan dikenal lebih cepat dalam mengalami modernisasi. Dalam hal ini antara modernisasi dan pelestarian budaya harus berjalan seimbang. Jangan sampai modernisasi membuat kita kehilangan identitas sebagai suatu bangsa yang kaya akan budaya. Harus ada usaha kolaboratif antara pemerintah, masyarakat,  dan individu  untuk melestarikan warisan budaya agar tetap maju dengan segala inovasinya.

3. Digitalisasi

Dominasi konten budaya populer dalam platform digital dapat menyebabkan seni dan tradisi lokal kehilangan relevansinya. Saat ini di Indonesia seni musik mancanegara lebih dikenal daripada seni lokal seperti wayang. Ini menunjukan urgensi yang harus segera ditangani, agar seni dan tradisi kita tidak mudah diambil identitasnya oleh negara lain. Kita perlu memanfaatkan digitalisasi untuk mempopulerkan seni tradisi lokal, sehingga banyak orang tau betapa beragam kekayaan seni dan tradisi Indonesia.

4. Kurangnya Generasi Penerus

Fakta jika generasi muda saat ini sering kali kurang tertarik pada tradisi karena dianggap kuno dan tidak relevan dengan zaman yang semakin modern ini. Mereka lebih tertarik mengikuti arus perkembangan zaman agar tetap dianggap keren. Hal ini menunjukkan sangat diperlukannya  edukasi tentang tradisi dan budaya bangsa yang perlu di jaga karena budaya merupakan identitas bangsa Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline