Lihat ke Halaman Asli

Fajrin Hardinandar

Murid dari alam

Uang dan Inflasi

Diperbarui: 12 April 2018   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

taringa.net

Penawaran uang (money supply)

Golongan klasik mendefinisikan uang sebagai alat tukar dalam proses transaksi barang dan jasa, tidak ada fungsi lain dari uang selain sebagai alat tukar. Proses perkembangan uang sebagai alat tukar sudah kita bahas dalam paper sebelumnya beberapa bulan yang lalu. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan Global Financial, fungsi uang tidak lagi hanya menjadi alat tukar semata.

Dalam bukunya yang tersohor "The General Theory Employment, Interest and Money", John Maynard Keynes mengatakan bahwa fungsi uang telah berkembang menjadi 3 fungsi, yang pertama sebagai alat tukar, kedua alat berspekulasi, dan yang ketiga alat berjaga-jaga. 

Dalam sejarahnya, semenjak uang kertas tidak lagi diback-up dengan emas, maka uang kertas (fiat money)menjadi legal dalam peredaran berdasarkan peraturan suatu negara atau region yang berlaku. Artinya dalam hal ini uang merupakan alat tukar dalam pasar yang diterima secara umum berdasarkan peraturan atau ketentuan yang berlaku. 

Dalam proses peredaran uang, negara memberikan kewenangan penuh atas institusi yang berwenang, dalam hal ini Bank central menjadi wadah sirkulasi peredaran uang yang independen dan terbebas dari intervensi pemerintah. Di indonesia misalnya intitusi itu bernama Bank Indonesia (BI), hal itu dipertegas melalui Undang-undang No 23 tahun 1999 dan Undang-undang nomor 3 tahun 2004 tentang independensi BI.

Independensi BI bertujuan untuk menciptakan stabilitas dalam menjalankan kebijakan moneter, yakni salah satunya yaitu kebijakan atau kontrol atas jumlah uang yang beredar. Keputusan atas money supply tentunya didasarkan atas desakan-desakan kebutuhan makro ekonomi, terutama dalam mencegah laju inflasi yang berlebihan (hiper inflaltion).

Teori kuntitas uang (The Quantity Theory of Money)

Teori kuntitas uang menghubungkan tingkat inflasi dengan pertumbuhan jumlah uang yang beredar. Sebelum melangkah lebih lanjut alangkah baiknya kita menjelaskan sedikit tentang inflasi. Inflasi merupakan efek dari dari kenaikan harga-harga secara menyeluruh dalam suatu perekonomian.

Proses itu berawal dari kenaikan output nasional yang memperkuat purchasing power, akibatnya permintaan melonjak hingga akhirnya produsen memutuskan untuk menaikkan harga, kenaikan harga-harga secara agregat ini yang memicu terjadinya inflasi. Siklus dimana output nasioal meningkat dan diikuti dengan kenaikan harga-harga, secara ekonomi dapat juga disebut Demand Driven Economic.

Konsep dasar dari teori kuantitas uang berawal dari Velocity atau biasa di lambangkan dengan "V". Velocity merupakan notasi yang mengambarkan perputaran uang dalam sebuah perekonomian. Valocity adalah nilai dari real GDP (Y) x GDP deflator (P) dibagi Jumlah uang beredar (M) .

Dalam hal ini GDP real merupakan output nasional  dan GDP deflator terkait dengan inflasi itu sendiri. Sehingga  Y x P merupakan nilai semua transaksi dalam suatu perekonomian (T) atau nominal GDP. maka dari itu untuk menghitung persamaan kuantitas, maka didapatkan persamaan M x V = P x Y.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline