Lihat ke Halaman Asli

Mempelajari Jurnalistik Dalam Warna-Warni Perbedaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda itu indah. Selama ini sejak kecil saya selalu diajarkan mengenai toleransi, dan saling menghormati. Tapi kenyataannya ketika saya lulus dari SMA dan terjun langsung menghadapi masyarakat, kenyataan yang saya temukan sering kali jauh berbeda. Aksi saling ejek, keributan, 'alergi' tersendiri terhadap perbedaan, selepas SMA saya baru menghadapi hal-hal semacam itu.

Tapi kemarin, saya kembali berkesempatan merasakan sendiri kenyataan dari kalimat 'berbeda itu indah' ketika saya mengikuti Pelatihan Jurnalistik Lintas Agama yang diadakan oleh Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang, Sabtu (29/9) kemarin di Gereja Kristen Maulana Yusuf, Bandung.

Mahasiswa/i dari berbagai universitas di Bandung, dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan duduk bersama, saling berkenalan, mengobrol, dan mempelajari seluk-beluk mengenai dunia jurnalistik dibantu oleh Bapak/Ibu dari Kompas tanpa membawa label bahwa saya beragama X, atau saya beragama Y.

Pada kesempatan itu, saya bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai agama dan menjalin pertemanan baru. Teman semeja saya adalah seorang Muslim dari Universitas Islam Negeri. Begitu pula dua orang di belakang kami. Ketika kami mengobrol, saya sempat menanyakan kepada Itha, teman semeja saya, apa yang ia rasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki di gereja tadi pagi? Dia menjawab,

"Awalnya sih memang agak canggung. Tapi lama-kelamaan saya senang karena semua juga tampak ramah."

Di masyarakat, perbedaan masih sering kali dijadikan jurang pemisah antara kelompok yang satu, dengan kelompok yang lain. Sebenarnya ada jembatan yang bisa dilalui agar mereka bisa saling mengenal dan berdiskusi, tetapi masih ragu untuk dimanfaatkan karena faktor ketakutan terhadap konflik.

Padahal sebenarnya, kalau masing-masing individu dari kelompok-kelompok tersebut mau mengambil langkah dan kemudian bertemu di tengah, saling menyapa dan berkenalan, mencoba saling memahami, bukankah itu indah? Seperti yang dilakukan oleh saya dan teman-teman peserta pelatihan yang lain Sabtu kemarin.

Hari ini, saya akan mengikuti kegiatan hari kedua, dimana kami akan diajak berkeliling ke beberapa rumah ibadah di Bandung untuk menyaksikan langsung bagaimana indahnya perbedaan-perbedaan bisa hidup berdampingan. Kira-kira pengalaman menarik apa lagi ya yang akan saya dapatkan hari ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline