Lihat ke Halaman Asli

Hujani

Pelayan Masyarakat

"Love-Hate Relationship" Sama Kucing

Diperbarui: 17 Oktober 2023   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Suka kucing, tapi bukan kucing yang manja dan berisik " Secuplik bio di profilku. Yah aku memang suka binatang berkaki empat dan berbulu itu. Seingatku suka binatang itu sejak kecil dan kesempatan pelihara kucing dirumah yang diridhoi ortu adalah pada waktu aku duduk di kelas 2 SMP. Sebelum-sebelumnya aku hanya suka memberi makan kucing-kucing liar yang suka datang ke rumah. 

Pelihara kucing itu bukan hal  yang mudah, apalagi dengan aku yang tipenya suka pilih begini. Selain itu punya peliharaan kucing itu bikin sedih, marah dan lain-lain. Tapi tentu saja yang jelas adalah bahagia. Merasa menyesal dan sedih kalau punya kucing sakit atau melihat kucing yang sakit di jalanan. Bukan hanya merasa nggak berdaya buat menolongnya  karena saat itu kondisi  kantong sedang menipis  (jika itu kucing kupikir harus dapat pertolongan medis), tapi juga karena ada keterbatasan  waktu untuk bisa menolong kucing tersebut .

Suatu waktu, pernah kuharus ke drh gegara kucingku sakit yang akhirnya harus "pergi". Saat itulah aku menyesal bukan main, bukan  hanya berfikir kenapa kucingku sakit dan "pergi" , tapi juga kenapa aku harus melihara kucing, lagi dan lagi, padahal sudah tahu kalau aku termasuk tidak mampu menghadapi kondisi menyedihkan seperti itu.

Ada cerita rada mengherankan juga terkait kucing : Rabu itu, 10 tahun yang lalu, ibu tercintaku dipanggil menghadapNya. Di hari itu muncul-lah secara tiba2 seekor kucing kecil berwarna abu2 di rumahku. Kucing yang tidak pernah kulihat sebelumnya dan kucing yang ada di rumahku 3 hari berturut-turut. Selepas itu, kucing itu pergi entah kemana dan tidak pernah lagi kelihatan. 

Seperti yang kutulis di atas, pelihara kucing itu jelas bikin bahagia. Ingat dulu masa sekolah,sedang dilanda kesedihan karena suatu masalah, langsung kugendong kucing dan kuelus sambil aku ngomong kalau aku sedih. Rasanya sehabis itu sedihku berkurang banyak. Bikin bahagia itu juga saat kucing melahirkan dan punya anak2 yang sehat dan lucu. Uh senangnya. Punya kucing itu juga bisa sebagai garda terdepan dalam menghadapi binatang lain, seperti suatu waktu seekor ular datang ke teras depan dan seketika dihadang oleh kucing jantanku.

Demikianlah sekelumit cerita tentang kucing. Oh ya saat ini di rumah, ada 3 kucing, 2 jantan, 1 betina. Juga 1 kucing liar yang rajin ke rumah. Kucing liar ini seringkali menyerang kucing jantan remajaku. Kucing jantan yang aku sebal dengannya, dengan  karakter yang manja,  berisik tapi juga sok-sok suka menyerang kucingku. Sering kali kuusir atau dengan sengaja tak kukasih makan, namun entah mengapa ia masih sering kali datang. Sudah kusampaikan dengan mengajaknya bicara, ia boleh datang tapi tak boleh menyerang kucing di rumah ini karena dia adalah tamu dan tamu harus menghormati tuan rumah.  Tapi entah mengapa mungkin dia tak tahu cara berteman, jadi  masih saja ia menyerang kucing remaja jantanku kalau kebetulan bertemu muka. Hal ini masih jadi PR  buatku.  

Oh ya, ini tulisan keduaku, hanya sekedar menuliskan apa yang mau kutuliskan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline