Lihat ke Halaman Asli

Marselia Ika

Penulis lepas

Daun Kering yang Tertiup Angin itu Bernama Harapan untuk Keluar dari Kemiskinan

Diperbarui: 20 Mei 2023   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pria yang hidup dalam kemiskinan. Sumber: Pixabay/Wilhan José Gomes wjgomes  

Kemiskinan selalu melahirkan cerita-cerita pilu kehidupan, mereka novel-novel terpendam yang menunggu ditulis oleh pena tajam keberanian.

Sementara mental miskin adalah penjara pikiran, layaknya angin yang meniup dedaunan kering, memberangus kepercayaan dan harapan manusia untuk keluar dari kemiskinan.

Apa miskin itu warisan? Aku tidak tahu, yang jelas dari kakek buyutku dari zaman Belanda, keluarga kami memang miskin.

Lalu, mengapa tidak ada yang berusaha keluar dari kemiskinan? Apa mental miskin sudah kadung melekat lama, mengendap menjadi darah daging yang susah kami singkirkan?

Aku pun tak tahu jawabannya. Yang pasti, malam ini aku hanya menatap gerobak dagangan yang masih penuh.

Gerobak dan isinya itu merupakan uang pesangon setelah bekerja selama 6 tahun, yang kemudian aku modalkan untuk membuka usaha.

Jika ada yang bertanya, kemana saja gajiku selama ini? Apa tidak ada tabungan sedikitpun? 6 tahun itu waktu yang cukup lama.

Sayangnya, tidak. Semua gajiku hanya numpang lewat setiap bulan. Bukan karena tagihan kartu kredit atau cicilan. 

Namun, biaya hidup untuk 5 orang itu tidak murah. Belum lagi uang kontrakan, uang listrik, dan segala tetek bengek yang harus dikeluarkan tiap bulannya.

Aku si bungsu dari 3 bersaudara, menanggung makan kedua orang tuaku dan kedua kakakku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline