Bagaimana seseorang bisa begitu kuat menghadapi kenyataan? Saat realita justru menghadirkan kekecewaan yang dalam, mampukah diri menciptakan dunia yang positif untuk melangkah maju?
Syahdan, di sebuah perusahaan tersebar kabar bahwa sang owner akan membuka bisnis baru, sebuah sister company.
Rumor ikut bergema, ‘katanya’ pemilik perusahaan akan menarik beberapa karyawan untuk mengisi posisi strategis di perusahaan yang baru tersebut.
Fulan seorang supervisor, telah bekerja selama 8 tahun. Ia merasa inilah waktunya, ia layak mendapatkan promosi. Target KPI (Key Performance Indicator) setiap bulan selalu terpenuhi.
Harapan besar untuk dipromosikan, menempati jabatan yang lebih tinggi atau gaji yang lebih baik di perusahaan yang katanya lagi, disokong modal yang besar.
Singkat cerita, 4 bulan kemudian perusahaan mengumumkan 3 orang akan dimutasi ke perusahaan yang baru.
Layaknya sebuah perpisahan, makan-makan bersama pun digelar oleh 3 karyawan tersebut bersama rekan-rekan satu divisi.
Fulan memang disana, malangnya bukan ia yang mengadakan acara. Fulan bersama rekan lainnya memberikan selamat pada salah satu supervisor, yang diangkat menjadi manajer di perusahaan baru.
Menariknya, bagi Fulan supervisor ini masih junior, baru 3 tahun menjabat. Saat Fulan sudah duduk di posisi supervisor, pria muda ini baru menjadi karyawan kontrak.