Kejadian ini baru saja saya alami, sebenarnya kecelakaan kecil dalam berkendara, terutama di jalan raya yang padat itu biasa. Maksudnya, kemungkinan untuk terjadi cukup besar, entah kita menabrak atau ditabrak.
Nah, sore tadi saya mengajak adik saya untuk jajan sore di kawasan dekat rumah. Memakai kaos oblong, celana training, jilbab rumahan, plus helm jadul, meluncurlah kami.
Suasana jalanan pada jam 5 sore kurang, memang ramai, tapi tak sepadat jam 5 ke atas saat para pekerja pulang.
Saya menyalakan lampu sein sebagai pertanda belok kiri sekitar 100 meter sebelum berbelok.
Dan tiba-tiba, BAM!
Motor saya terdorong keras dari belakang, saya refleks langsung menepi, dan ketika melihat ke belakang, ada mbak-mbak yang jatuh terduduk, motornya terbaring dan segera ditolong 3 orang mas-mas yang sedang jogging sore.
Saya syok karena ditabrak dari belakang, dan menghampiri si mbaknya.
Kalimat pertama yang keluar dari mulut saya adalah, “Mbak, gak ngelihat lampu sein saya?” Sebenarnya saya mau memastikan kalau saya tidak lupa memasang lampu sein, atau lampu sein saya mati.
Si mbak menjawab, “Lihat kak, cuma tadi saya menghindari mobil.” ucapnya.
Oh, cuma itu yang saya ucapkan dalam hati. Dan saya tidak ada masalah sama mbaknya, melihat dia duduk kesakitan, saya juga kasihan.