Tuhan selalu memberi kita jalan untuk hidup. Kita memiliki kebebasan dalam memilih jalan yang Ia beri, salah satu jalan yang dapat kita pilih adalah mengikuti panggilannya, jalan menjadi kaum tertahbis. Saya memilih jalan panggilan -- Nya dan masuk sekolah calon imam, seminari. Seminari Mertoyudan adalah salah satu dari ribuan seminari di Indonesia yang saya pilih.
Saya tertarik dengan seminari ini karena nilainya yaitu tiga S yang berisi, sanctitas yang mengembangkan nilai kekudusan, sanitas yang mengembangkan nilai kesehatan jasmani, dan scientia yang mengembangkan ilmu pengetahuan.
SMA Seminari Santo Petrus Canisius Mertoyudan menjadi rumah formatio bagi para calon gembala Gereja yang dengan gigih dan gembira mencintai Yesus Kristus, haus akan pengetahuan, dan berhasrat besar untuk melayani. Di sini kami diajak berefleksi tiap malam untuk mendalami tiap -- tiap kejadian yang terjadi hari itu. Refleksi dapat meneguhkan dan membuat kita semakin tabah menghadapi lika -- liku dunia yang dingin ini
. Kedamaian yang dapat kita capai karena kita paham apa kehendak Tuhan hari itu, apa yang ingin dikatakan -- Nya pada diri kita. Kami diajak mengembangkan nilai kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan pelayanan dan saya jadikan sebagai pegangan hidup.
Mengapa saya memilih masuk Seminari Mertoyudan? Karena saya ingin lebih mengendapkan iman dan panggilan dengan perjalanan empat tahun di sini. Perjalanan empat tahun terdengar lama dan akan membosankan bukan?
Menurut saya seminari ini tidaklah membosankan, meski saya masih tahun pertama 70 hari tidaklah terasa sama sekali. Kami melakukan banyak kegiatan tiap harinya, olahraga, membaca buku, opera atau bersih bersih, bermain musik, dan melakukan devosi -- devosi pada hari Jumat.
Fasilitas di sini bisa terbilang termasuk lengkap, tempat tidur, kamar mandi, ruang cuci, jemuran, ruang kelas, kapel, ruang rekreasi, valet atau ruangan kesehatan, lapangan sepak bola, basket, voli, dan badminton, serta ruang makan. Meski saya terpisah dari orang tua saya tidaklah sedih karena masih ada kesempatan bertemu tiap bulan dan secara online tiap minggu.
Saya belajar banyak dari sini, kemandirian dan kedisiplinan, keterampilan dalam hal fisik dan non fisik, ilmu baru dan bahasa baru. Saya belajar Bahasa Latin dan perlahan saya dapat membaca beberapa paragraph berbahasa Latin meskipun saya masih tahun pertama. Saya juga menjadi mahir bermain gamelan dan organ juga gitar di sini. Perpustakaan di sini sangatlah lengkap saya sering kali menemukan banyak buku -- buku menarik di perpustakaan. Jam tidur saya juga terjamin karena adanya jam tidur siang dan tidur malam yang baik.
Kami selesai KBM pukul 12.30 yang membuat seminari berbeda dengan sekolah umum. Saya yang jarang belajar menjadi dua kali lipat lebih produktif di sini karena adanya system tutor sebaya. Tutor sebaya adalah diskusi bersama teman, mengulang dan berdiskusi tentang pelajaran yang dibahas selama di sekolah.
Di sini saya menjadi semakin mengenal Allah karena waktu rohani sore dan malam juga pagi, kami bermeditasi dan belajar untuk hening. Hening bukanlah hanya sekedar suasana lingkungan namun juga hati. Kita dapat mendengar -- Nya saat kita siap dan hening.
Inilah rumah saya, rumah yang membangun pribadi saya, rumah baru yang mengolah saya menjadi pribadi yang baru. Perjalanan empat tahun ini akan menjadi menyenangkan dan meninggalkan memori yang indah. Empat tahun ini akan membuat saya lebih siap mengikuti jalan panggilan.