Lihat ke Halaman Asli

Hugo Boedisoekrijo

SMA Kolese Kanisius Jakarta || CC'25

Pengalaman Berharga di Balik Gunung

Diperbarui: 17 November 2024   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Amanah Kanisius: Well Well Well

Slogan ini diteriakkan dengan penuh semangat saat pentas seni di hari kedua ekskursi, menjadi simbol pencapaian tujuan yang telah terwujud. Ekskursi ke Pesantren Amanah di Tasikmalaya ini dirancang untuk mempererat toleransi dan kebersamaan antarumat beragama. Selama dua hari yang dipenuhi aktivitas bermakna, saya mendapatkan pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam serta pelajaran berharga---pengalaman tanpa gawai, tanpa tugas, dan tanpa beban memikirkan pelajaran.

Pada hari pertama, saat tiba di pesantren, saya merasa canggung ketika bersalaman dengan pengurus OSIS mereka. Ada rasa takut membuat kesalahan kecil yang mungkin dianggap tidak sopan. Namun, setelah mendengarkan ceramah dari salah satu perwakilan pesantren, rasa khawatir saya perlahan memudar. Pesan mereka untuk bersikap sewajarnya membuat saya lebih percaya diri untuk berinteraksi.

Siang itu, saya menghabiskan waktu bersama teman-teman baru untuk berkeliling pesantren dan mencoba berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Dari sekian banyak aktivitas yang ditawarkan, saya tertarik mencoba panahan dan tapak suci. Meski belum mahir, saya merasa senang karena semua orang sangat mendukung. Tidak ada rasa takut dihakimi, dan suasana penuh semangat itu membuat saya merasa diterima dengan hangat.

Hari kedua dimulai dengan sedikit kepanikan karena saya bangun terlambat, sementara para santri sudah memulai kegiatan pagi mereka. Namun, semangat kami tetap terjaga karena ada rencana mendaki Gunung Galunggung. Meski tidak sampai puncak --- hanya sampai sekitar 1.201 meter di atas permukaan laut---perjalanan menuju kakinya tetap memberi tantangan tersendiri. Di tengah udara pegunungan yang segar dan pemandangan hijau yang menenangkan, kami berjalan mendaki tangga sambil bercanda dan menikmati kebersamaan.

Usai mendaki, kami mampir di sebuah warung sederhana untuk makan siang. Momen ini diwarnai kejadian lucu: meskipun niat awalnya memesan ayam bakar, kami malah tergoda oleh santapan ikan bakar yang menggugah selera. Makan bersama di warung itu menjadi pengalaman hangat yang dipenuhi gelak tawa, mempererat kebersamaan di antara kami.

Ketika malam tiba, kami berkumpul di aula lantai dua untuk sesi pentas seni. Malam itu penuh dengan nyanyian, tarian, dan sorakan semangat. Setiap orang mendapat kesempatan menunjukkan bakat mereka, dan tepuk tangan serta dukungan dari teman-teman menciptakan suasana yang menyentuh hati. Saya merasakan kebahagiaan mendalam karena di ruangan itu, kami saling menghargai dan mendukung keberanian satu sama lain.

Ekskursi ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional dan spiritual. Momen-momen seperti ini memperkuat toleransi dan kebersamaan yang menjadi inti dari slogan "Amanah Kanisius: Well Well Well." Saya yakin kenangan ini akan terus melekat, menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan dan saling memahami di tengah keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline