Lihat ke Halaman Asli

Lihatlah Nenek Itu

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah nenek itu...

Nenek Asyani namanya

Mengalami kepiluan di masa tuanya

Terpaksa berkutat dengan kekuatan hukum

Hanya karena tujuh batang pohon

Ia kini bersimbah memohon-mohon

Ada kah keadilan?

Ataukah ini keadilan?

Lihatlah nenek itu...

Tua renta berkulit tipis

Dihadapan hukum penuh tangis

Memohon keringanan dari sang majelis

Tetap mengharap setetes keadilan baginya

Demi kebahagiaan masa tuanya

Lihat nenek itu...

Lutut ditekuk badan membungkuk

Berteriak histeris rasakan beban

Memohon pengadil berbijaksana

Sedikit ampunan dari segala dosa

Lihat nenek itu...

Hanya bisa berontak meronta berteriak

Hanya demi kebebasan diri

Selamat dari dinginnya dinding pesakitan

Yang kini terus menemani

Lihatlah nenek itu...

Terus bersimbah air mata

Hanya berharap pada Sang Kuasa

Tak kenal lelah menyebut nama-Nya

Hanya satu tujuan

Hanya satu impian

Lepas dari penderitaan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline