Lihat ke Halaman Asli

Nurul Huda

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Dosen STAIM Tarate Sumenep

Sistem Ekonomi Islam Terbaik Untuk Perekonomian Dunia

Diperbarui: 11 September 2020   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Dokpri

Oleh : Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail : nurul.hdua.macintosh@gmail.com

 

Sistem ekonomi adalah keseluruhan suatu hal penting dalam suatu negara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat dalam hal ini produsen, konsumen, pemerintah, bank dan sebagainya dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan ekonomi sehingga terbentuk satu sistem yang dinamis dalam mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, penentuan sistem ekonomi dalam suatu negara sangatlah penting dalam mempengaruhi bagaimana dalam pelaksanaan ekonomi suatu negara mampu mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Banyak sekali sistem ekonomi yang diaplikasikan di dunia ini, namun yang menjadi pertanyaan penting bagi kita semua adalah manakah yang terbaik dalam menerapkan sistem ekonomi di dunia ini?.

Sudah tidak asing lagi bagi kita kalau membahas tentang kekuatan sistem ekonomi dunia saat ini dan dipastikan bahwa seluruh dunia telah mengetahui dimana ada dua kekuatan terbesar abad ini yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Lahirnya dua negara adidaya pemakai dari dua sistem ekonomi tersebut, sebut saja Amerika dan sekutunya di Eropa Barat yang memakai kekuatan sistem ekonomi kapitalis sedangkan kekuatan sistem ekonomi sosialis dianut oleh Uni Soviet, Eropa Timur dan juga negara seperti Vietnam dan Kamboja.

Lahirnya dua sistem ekonomi tersebut terdapat ada persaingan dari dua ideologi yang berbeda tentu saja dalam perjalanannya dua sistem ekonomi tersebut sering mengalami jatuh bangun. Dasar sistem ekonomi kapitalis yang dicetuskan oleh bapak ekonomi Adam Smith dengan hadirnya konsep teori invisible hand (tangan gaib) yang artinya  bahwa ekonomi tidak perlu diatur oleh pemerintah karena sudah ada tangan gaib yang mengatur. Awal lahirnya dasar teori ini  banyak yang mengunggulkannya, tapi pada akhirnya ketenarannya hilang dan memudar seiring berjalannya waktu setelah terjadi inflasi besar-besaran di Amerika dan negara eropa lainnya. Sistem ekonomi kapitalis dianggap telah gagal dalam menciptakan kesejahteraan atau kemakmuran karena hanya pemilik modal yang merasa diuntungkan, sehingga ada ungkapan yang menjadi tren di masyarakat dunia bahwa yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Dampak dari penerapan sistem ekonomi kapital ini mengakibatkan banyak yang terkena PHK, membuat pailit bank-bank di dunia, banyak pekerja menganggur, dan yang paling parah adalah timbulnya krisis ekonomi besar-besaran yang terjadi di eropa dan berdampak kepada seluruh dunia yang dikenal dengan sebutan krisis ekonomi global.

Gagalnya sistem ekonomi kapitalis yang berdampak pada krisis ekonomi global, maka kesempata dan peluang ini digunakan oleh penganut keynesian untuk menerapkan sistem ekonomi baru yang dipelopori oleh Karl Mark, dimanaa sistem ini mengkritik atas pemikiran Adam Smith yang dianggap telah gagal. Penerapan sistem ekonomi sosialis dengan sistem tersentral ini menitik beratkan pada perbedaan pemodal dan kaum buruh yang artinya bahwa negara memiliki otoritas penuh terhadap kekuasaan dalam mengatur jalannya roda perekonomian suatu negara. Namun sistem ekonomi sosialis ini dianggap telah gagal total dan tidak bisa menemukan solusi terbaik untuk mensejahterakan rakyat sehingga sistem ekonomi tersebut hancur dengan sendirinya yang ditandai terpecahnya negara Uni Soviet menjadi beberapa negara bagian dan runtuhnya tembok Berlin.

Dua sistem ekonomi terbesar sudah mengalami kehancurana dua sistem ekonomi terbesar tersebut adalah sistem ekonomi kapitals dan sosialis, sehingga menyebabkan dunia mulai mencari lagi sistem ekonomi terbaru, terbaik untuk bisa mensejahterakan dunia, dengan memunculkan pemikiran baru seperti dengan menggabungkan antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang biasa dikenal saat ini dengan sebutan  ekonomi campuran. Lahirnya pemikiran sistem yang baru ini kedengarannya akan terlihat bagus karena menggabungkan sistem yang berorientasi pada pasar dan juga campur tangan pemerintah. Sebut saja negara kita Indonesia, yang menerapkan kedua sistem ekonomi tersebut dan memang kelihatannya baik, namun permasalahannya  adalah dalam aplikasinya bagaimana agar sistem campuran ini bisa berjalan dengan baik dan maksimal, karena ketika banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya maka akan berdampak lebih buruk daripada sistem ekonomi sebelumnya yaitu kapitalis dan sosialis, misalkan saja apabila para pemodal dibiarkan melakukan keserakahannya maka dampak negatifnya adalah rakyat kecil yang tertindas, banyak pengangguran dan apabila roda pemerintahan  tidak diawasi dengan baik dalam menjalankan sistem ekonominya, maka koruptor semakin merajalela karena uang yang dikelola oleh negara barsumber dari pajak yang disetorkan oleh rakyat.

Masalah yang begitu kompleks mengenai sistem ekonomi, baik sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan campuran maka  lahirlah sebuah sistem ekonomi baru yang lebih fresh dalam pemikiran dan bisa menjadi solusi dari pertanyaan tentang sistem ekonomi apa yang terbaik di dunia ini, sistem ekonomi yang dimaksud adalah sistem ekonomi Islam. Yang menjadi dasar dalam konsep sistem ekonomi Islam adalah mewujudkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan bukan hanya berdasarkan nilai ekonomi semata, tapi lebih kepada nilai spiritualitas dan sosial. Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkwalitas dan unggul yang memiliki etika dan moral yang tinggi maka perlu dipupuk dengan nilai-nilai sosial dan spiritual. Konsep laba maksimum yang diterapkan dalam sistem ekonomi kapitalis perlu diperbaiki. Sedangkan sistem ekonomi Islam menawarkan konsep laba sosial dimana laba yang di dapat  tidak merugikan pihak-pihak lain. Dengan pemberian bekal nilai-nilai spiritual dan sosial pada diri manusia dengan harapan  tidak akan terjadi penyimpangan yang merugikan antara satu sama lainnya.

Kehadiran Indonesia Syariah Ekonomi Festival (ISEF) adalah bukti bahwa ekonomi Islam merupakan solusi terbaik dalam mengembangkan ekonomi global. Maka perlu dukungan kebijakan dari pemerintah yang terintegrasi salah satunya dengan cara memberikan kebijakan dalam peningkatan sumber daya manusia, memberikan kemudahan dalam memproduksi, memberikan kemudahan dalam berinvestasi, serta kebijakan yang berkaitan langsung dengan ekspor produk dan jasa. Pemerintah dalam hal ini hadir sebai regulator berperan aktif untuk membantu proses perencanaan untuk menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Apa yang dilaporan oleh Global Islamic Economy terkait kondisi ekonomi Islam saat ini telah memiliki pijakan yang kuat dan kemajuan yang sanagat pesat serta kian berperan penting dalam perekonomian global, hal ini didorong oleh semakin meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa halal, oleh kaum Muslim global apalagi saat ini  dalam mengembangkan ekonomi Islam, Dinar Standard dan Dubai Islamic Economy Development Center (DIEDC), merilis State of The Global Economy Report 2019/2020 bahwa Indonesia telah naik peringkat dari peringkat 10 menjadi peringkat ke-5, setelah Malaysia, UEA, Bahrain, dan Arab Saudi. Ini merupakan lompatan istimewa yang sangat berarti dan juga tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam dalam berbagai sektor ekonomi baik sekarang mauapun dimasa depan.

Kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sosial adalalah prioritas utama dalam penerapan ekonomi Islam yang salah satunya adalah dalam mengumpulkan zakat dan pajak yang merupakan sumber utama pendapatan negara harus didistribusikan kembali dengan tepat sasaran ke orang-orang miskin dan lainnya, yang berhak menerimanya. Konsep zakat dalam islam merupkan solusi terbaik karena akan menolong orang miskin yang ada di negara tersebut baik muslim maunpun non muslim. Kesejahteraan sosial akan tercipta antar umat beragama karena Islam itu sendiri tidak mencampuri urusan akidah umat lain, tapi tetap memperhatikan kepentingan umum mereka. Itulah konsep kesejahteraan sosial dalam Islam yang perlu kita tiru. Maka sangat penting bagi pemerintah untuk mengaplikasikan nilai-nilai spiritual dan sosial pada sumber daya manusia agar tercipta kesejahteraan sosial. Inilah yang disebut sistem ekonomi terbaik di dunia karena bisa membawa perubahan menuju pada masyarakatnya  yang mampu memberikan kesejahteraan dan berkeadilan sosial, karena hakikat Islam itu sendiri adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, yang artinya rahmat bagi alam semesta ini.

Peran pemerintah sebagai regulator dalam bidang ekonomi adalah melakukan perubahan terhadap sistem ekonomi itu sendiri melalui pendidikan terhadap rakyat Indonesia bagaimana mengaplikasikan sistem ekonomi yang benar, berkeadilan atau  bisa jadi ekonomi kita seperti ini karena masyarakat pada umumnya tidak mengetahui betul bagaimana menerapkan sistem ekonomi kita seharusnya dilakukan,  atau mungkin juga selama ini mayarakat hanya pasrah terhadap keadaan sistem ekonomi apa yang mereka terima. Fakta ilmiah selama ini yang kita ketahui adalah tentang perbedaan ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam. Ekonomi konvensional itu sendiri masih tetap menerapkan model klasik yaitu sistem riba sedangkan sistem ekonomi Islam hadir dengan menerapkan sistem bagi hasil, tapi perbedaan dasar ini mungkin masih banyak yang belum paham bahwa ekonomi konvensional mengajarkan pada kita tetang kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhaan yang terbatas sehingga menimbulkan kelangkaan, tapi dalam konsep ekonomi islam pemahaman diatas adalah salah, bukan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi keinginan yang tidak terbatas, dan sumber daya seharusnya di distribusikan secara merata dan benar, misalnya sektor migas (minyak dan gas) yang ada di Indonesia kebanyakan dikuasai oleh asing, seharusnya sumberdaya tersebut didistribusikan di Indonesia secara merata dan benar sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33. Begitu juga tentang ekonomi konvensional yang mengajarkan tentang kekayaan yang selalu diukur dengan materi, tetapi dalam ekonomi islam, mengukur kekayaan itu degan kebahagiaan dan menganggap bahwa orang kaya itu belum tentu hidupnya bahagia, kekayaan bukan hanya dari materi semata, tapi yang lebih penting adalah mengukur kekayaan dengan melihat hidupnya senang, jiwanya tenang hidupnya pasti bahagia.  Demikian artikel singkat ini saya tulis, semoga Indonesia ke depan mempunyai peluang emas dan menjadi pusat ekonomi Islam terbesar di dunia, salam sukses semoga juga memberikan manfaat dan menginspirasi kita semua. Aamiin...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline