Lihat ke Halaman Asli

Hudaibiy

Mahasiswa

Pentingnya Islamisasi Ilmu Kontemporer

Diperbarui: 6 September 2021   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

PENTINGNYA ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN KONTEMPORER

Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan suatu usaha untuk mensucikan produk ilmu pengetahuan barat yang dikemas kembali dalam landasan keislaman. Sejauh ini usaha untuk mengislamisasikan ilmu pengetahuan selalu dikembangkan dan dijadikan wacana pembaharuan sains bercorak Islam. Umat Islam saat ini sudah terjebak dalam pemikiran sains barat yang selalu menawarkan produk dikotomi agama dan sains. Dimana terjadi pemisahan antara disiplin ilmu agama dan disiplin ilmu umum, sehingga pada akhirnya muncullah istilah baru yang disebut dualisme.

Secara historis, pemikiran Al-Attas diawali dan didorong oleh keperhatinannya terhadap jebakan makna dan istilah ilmiah Islam yang dipengaruhi oleh upaya-upaya  doktrinasi kebaratan penyebaran sekularisasi. Dewesternisasi dan Islamisasi ilmu pengetahuan kemudian dilakukan sebagai penawar dalam upaya westernisasi sebagai pondasi utama dalam membangun paradigma pemikiran Islam yang kontemporer. Al-Attas mengemukakan bahwa Islamisasi merupakan upaya pembebasan manusia dari belenggu pemahaman sekuler yang terkurung dalam tradisi magis dan mitologis yang bertentangan dengan Islam. Islamisasi adalah proses pengembalian jati diri Islam pada segala aspek kehidupan, yang mana tidak tergiur pada istilah barat yang sedari awal sudah diakuinya.   Pada hakekatnya manusia hidup dimuka bumi ini untuk mencari kebenaran dan pengetahuan. Dimana pengetahuan merupakan suatu proses dari usaha manusia. Saat ini kita hidup di era modern, untuk dapat mengikuti zaman kita wajib mempelajari ilmu pengetahuan, karena sesungguhnya ilmu pengetahuan dapat mencapai kebenaran pada tataran probalitas atau kemungkinan. Untuk mencari suatu kebenaran tidaklah mudah, bahkan dapat menimbulkan keraguan yang dapat menjerumuskan kepada kesesatan.

Islamisasi ilmu tidak lain ialah Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer yang demikian ini dianggap telah mengalami sekularisasi, dimana ilmu-ilmu tersebut telah mengalami evolusi pada peradaban barat, tidak benar jika ilmu-ilmu tersebut bersifat universal dan bebas nilai. Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengatakan "Ilmu tidak bersifat netral, ia dapat disuapi oleh sifat dan kandungan yang menyerupai ilmu tersebut. Ilmu tidak mengandung nilai apapun, yang mana dapat dikatakan bahwa ilmu itu mengandung sebuah kepentingan dan serat akan nilai serta tidak akan pernah lepas dari ideologi.  Islamisasi ilmu pengetahuan memiliki tujuan untuk mewujudkan kemajuan peradaban yang Islami dan tidak menghendaki terpuruknya kondisi umat Islam di tengah akselerasi perkembangan dan kemajuan iptek saat ini. Dengan usaha gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan, diharapkan problem dikotomi keilmuan antara ilmu agama dan modern dapat dipadukan  dengan nuansa Islami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline