Lihat ke Halaman Asli

Huda Aulia

huda aulia

Islam dan Konsistensi

Diperbarui: 3 September 2022   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bersabda Nabi Muhammad saw ., "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah, lalu konsistenlah!"" ( IMAM MUSLIM NO 38)

Nabi Muhammad saw. memerintahkan kepada kaum Muslimin yang muttagin agar memiliki sifat konsisten dan melarang kita bersikap "plinplan". Perintah Nabi Muhammad saw, ini merupakan penjabaran dari firman Allah Swt dalam Al Qur'an, ... 

Dan tetaplah (kamu) konsisten sebagaimana (telah) diperintahkan kepada kamu...(Q.S.Asy Syura,a42.15).

Manusia yang berkepribadian akan memiliki sifat konsisten. Dalam teori manajemen dan leadership modern. salah satu sifat yang hendaknya dimiliki oleh seorang manajer ataupun pemimpin adalah sikap yang teguh dan konsisten, baik dalam perbuatan maupun perkataan. Seorang pemimpin yang plinplan dan tidak tetap pendirian hanya akan mengakibatkan rusaknya kinerja dan lemahnya loyalitas organisasi

Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peradaban manusia telah menekankan sifat ini kepada para penganutnya. Lebih jauh lagi, Allah Swt. yang Maha tinggi lagi Maha lembut menegur hamba-hamba-Nya yang tidak konsisten dan mengurai lagi perkataan/sikapnya setelah diputuskan. Hal tersebut sebagaimana dalam firman-Nya, Dan janganlah kalian menjadi sebagaimana seorang wanita yang menguraikan benangnya yang telah dipintal dengan erat sehingga menjadi kembali bercerai-berai. (Q.S. Al Hijr, 15: 92)

Sikap konsisten bagi seorang Muslim juga mencakup kesamaan antara perkataan dan perbuatan. Allah Swt. melarang keras seorang Muslim yang kontradiktif antara perbuatan dan perkataannya. Hal tersebut sebagaimana dalam firman-Nya, Hai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat?Amat besar murka Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat.(Q.S.AshShaff, 61: 2-3)

Dalam kesempatan lain, Nabi Muhammad saw. juga memperingat kan kita agar tidak memiliki sifat ikut-ikutan (imma'ah),bagaikan kerbau dicocok hidungnya atau juga kemana angin bertiup ke situlah condongnya. Islam membolehkan kita menyesuaikan diri pada hal-hal yang bukan merupakan prinsip dan tidak terdapat larangannya dalam syariah, yaitu dalam hal-hal yang bersifat mutaghayyirat (boleh berubah). Adapun pada hal-hal yang bersifat tsawabit (hal-hal yang tetap sepanjang masa), maka hendaklah kita senantiasa bersikap konsisten. 

Walaupun yang berpegang kepada prinsip itu hanya minoritas saja, pahala bagi orang yang bertindak demikian akan sama dengan pahala suatu umat. Simaklah bagaimana Allah Swt. memuji Nabi Ibrahim. Walaupun seorang diri, beliau tetap konsisten kepada kebenaran Islam sehingga Allah Swt. memujinya dan menyatakan Ibrahim sebagai satu umat yang beriman dan bertakwa, Sesungguhnya Ibrahim itu adalah suatu umat yang patuh lagi lurus kepada Allah. (Q.S. An Nahl, 16: 120)

Wa tsabbit agdamana wan shurna 'alal qawmil kafirin ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline