Lihat ke Halaman Asli

Huda Aulia

huda aulia

Bagaimana Dampak Virus Varian Omicron terhadap Pertumbuhan Ekonomi?

Diperbarui: 1 Maret 2022   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bagaimana dampak virus varian Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi?

Yuk cari tahu!

Freepik.com

Saat ini kasus aktif Covid-19 kembali melonjak akibat adanya varian baru yaitu varian Omicron. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan mencatat sekitar 206 kematian,sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang 2022. Sebannyak 64 kematian yang terjadi di DKI Jakarta,kasus kematian lain berada di Jawa Tengah sekitar 32 kematian,dan Jawa Timur 26 kematian. Dengan penambahan ini 145.828 dinyatakan meninggal akibat COVID-19.

Sementara itu,angka kasus positif bertambah 63.956 kasus. Penambahan ini menjadikan angka kasus positif Covid-19 mencapai diatas 60.000 selama dua hari berturut-turut. Kasus tertinggi berada di Jawa Barat dengan 16.251 kasus, disusul DKI Jakarta dengan 8.536 kasus, dan Banten dengan 6.426 kasus. Dengan penambahan kasus ini, total kasus aktif di Indonesia adalah 469.868 kasus.

Akselerasi ekonomi kembali dihadapkan sejumlah tantangan baru lagi, mulai dari penurunan pertumbuhan ekonomi, dampak ini sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi negara. Dengan melonjaknya varian baru ini terjadi kembali pengetatan sejumlah wilayah,inflasi maupun adanya pembatasan momentum perayaan hari besar agar menekan jumlah kasus varian baru.

Selain itu dampak pertumbuhan ekonomi ini mendapatkan isu bahwa nantinya pada kuartil I 2022 diperkirakan akan melandai hal, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Indonesia Piter Abdullah. Beliau menjelaskan bahwa dalam menghadapi kenaikan kasus Covid akibat Omicron, pemerintah mulai kembali membuat aturan pemberlakuan kegiatan masyarakat menjadi level 3. Artinya aktivitas dan mobilitas masyarakat akan semakin diperketat. 

Menurut piter, kondisi ini akan mempengaruhi kondisi perekonomian yang terdampak negatif khususnya konsumsi dan investasi.Tetapi, dengan meningkatnya kasus Covid-29 akhir-akhir ini diyakini oleh Gubernur Bank Indonesia karena bisa ditangani dengan baik sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartil I 2022.

Gubenur Bank Indonesia yaitu Perry Warjiyo mengatakan bahwa Bank Indonesia percaya pemerintah akan bekerja maksimal untuk mengatasi penyebaran varian Omicron secara tepat, karena dengan melihat mobilitas manusia yang saat ini mengalami penurunan. Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan terus meningkat, lebih tinggi dari tahn 2021 yaitu 4,7% hingga 5,5%. Perkiraan ini didukung oleh kenaikan ekspor dan investasi serta dukungan stimulus fiskal dan moneter dari Bank Indonesia.

Perlu diingat, bahwa krisis Covid-19 ini akan memiliki dampak yang cukup panjang pada ekonomi dan kelompok rentan mengingat bahwa varian omicron melebar luas. Terlebih lagi,krisis ini akan semakin banyaknya tekanan inflasi yang dapat menyebablan pengetatan kebijakan moneter secara lebih cepat,tekanan inflasi ini akan memperketat kondisi keuangan global di emerging market dan negara berkembang. Oleh karena itu, Okatomo menegaskan Presidensi G20 Indonesia merupakan salah satu langkah menemukan strategi untuk mengeluarkan global dari dampak krisis pandemi COVID-19. Anggota G20 dapat berdiskusi dengan baik melalui Presidensi Indonesia untuk menemukan solusi yang dimulai dengan menangani krisis kesehatan dan ekonomi global sehingga tercipta terciptanya pemulihan yang kuat.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline