Lihat ke Halaman Asli

Terlahir Non Muslim Itu Ndak Salah, Meninggal Kafirlah Biang Masalah

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terlahir non Muslim itu ndak salah, meninggal Kafir lah biang masalah

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Setiap manusia sudah mendapatkan jatahnya masing-masing ketika “mbrojot” (di baca terlahir) ke alam dunia, tentunya tanpa ada request kepada sang Pencipta. Apakah akan di lahirkan dari keluarga darah biru atau merah, kaya atau miskin, priyayi ataupun hanya seorang hamba, semua menjadi hak Dia. Dan seandainya Dia membuka pintu permintaan kepada setiap bakal bayi yang akan terlahir dari rahim seorang ibu, mungkin sebagian besar akan pada request terlahir dari keluarga kaya, priyayi plus darah birunya.

Pun ketika ALLAH memilihkan kita untuk terlahir ke alam dunia ini, kita tidak memiliki dan emang ndak di beri hak untuk mengajukan pilihan, apakah akan terlahir dari keluarga Muslim atau sebaliknya. Yang pasti, kita akan segera mengetahui dan menyadarinya seiring bertumbuh kembangnya kita dan akal pikiran kita. Sebab otak kita juga akan ikut berkembang sejalan dengan perkembangan tubuh kita, seiring dengan banyak nya informasi yang masuk ke otak kita, kita pun akan bisa membedakan mana agama yang Haq dan mana yang bathil.

Perlu di ketahui bahwa terlahir dari keluarga Muslim, tidak akan menjadi jaminan bahwa kita akan istiqamah dalam Islam sampai akhir hayat. Dan demikian pula sebaliknya, seseorang yang terlahir dari keluarga non-Muslim, belum tentu dia akan KHATAMAN seperti itu juga. Segala sesuatu masih menjadi mungkin berubah bergantung kepada bagaimana seseorang tersebut “memainkan” akalnya. Maka dari itu ALLAH berulang kali mengucapkan “AFALAA TA’QILUUN ( opo yo kowe ndak mikir…?) dalam al-Qur’an untuk mewanti-wanti kita. Agar supaya kita ndak salah kaprah dalam menentukan pilihan untuk AKHIR dari kisah perjalanan hidup kita.

Bagi orang Muslim potongan ayat tersebut bermakna agar mereka makin meyakini dengan sungguh2 apa yang sudah mereka IMANI, sedangkan bagi yang non-Muslim adalah semacam SUGESTI dari-Nya agar mereka benar2 menggunakan akalnya untuk melihat, membaca dan merenungi untuk kemudian menemukan kebenaran yang sesungguhnya, ISLAM. Wallahu a’alambissawaab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline