Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Kisah Taman Keempat

Diperbarui: 26 Maret 2024   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi Taman (Sumber: Dok. Hubertus Gilang Aryasatya)

Hari demi hari lama tak kulihat pada melati.

Detik demi detik lama tak kupetik pada mawar.

Dari kursi-kursi,

Terheran-heran kemanakah diriku.

Dari Ukir bediri.

Menangis-nangis kemanakah diriku.

Sungai sedia air mata.

Beringin sedia payung.

Jembatan sedia pelukan.

Rumput sedia bayang-bayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline