For your safety and comfort, please remain seated with your seat belt fastened.
Suara dari ujung pesawat telepon membuat lamunanku terbuai. Saya yang terbiasa duduk di bagian dekat jendela pesawat menikmati kumpulan awan kini meremas pegangan kursi samping.
Salah satu ketakutan saya saat naik pesawat adalah mengalami turbulensi, selain mengalami keterlambatan datang ke bandara.
Turbulensi udara ini memang mengerikan sekali. Mau itu turbulensi tingkat 1 dari empat tingkatan, saya tetap berharap itu tidak terjadi.
Getarannya sanggup mengoncangkan kita yang sedang tertidur saat penerbangan. Naik turun pesawat menembus gumpalan awan keras pun bisa dirasakan saat kita berada di atas. Membanting perut ke bawah.
Ini berbeda kalau kita naik kendaraan darat. Saat naik mobil, kita tahu kapan membuka jendela atau bisa keluar lewat pintu saat berhenti.
Nah, sementara saat kamu terbang, tidak punya kesempatan yang seperti itu. Mau kamu buka pintu darurat pesawat dan langsung loncat?
Saya pikir ini menjadi bagian terbesar setiap orang saat naik pesawat.
Menghadapi Critical Eleven Saat Penerbangan
Pernah mendengar istilah critical eleven? Ada yang bilang kondisi pesawat baru lepas landas hingga mencapai ketinggian maksimal merupakan situasi krusial di setiap penerbangan.
Kendati kita sering melakukan bepergian dengan pesawat, tetap saja ada rasa khawatir.
Kita semua akan merasakan pada 3 menit awal setelah pesawat lepas landas dan 8 menit akhir sebelum pesawat mendarat.