Lihat ke Halaman Asli

Deddy Huang

TERVERIFIKASI

Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Maraknya Mudik Kucing-kucingan

Diperbarui: 21 Mei 2020   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Main kucing-kucingan sama polisi (sumber : kompas.com)

Adalah hal yang melelahkan bukan untuk meyakinkan asisten rumah tangga (ART) di rumah kita yang bersikeras ingin mudik. Padahal sebagai tuan rumah sudah diberitahu untuk #JanganMudikDulu apalagi situasi pandemi sedang berbahaya untuk mudik.

Malam tadi, ibu saya bercerita tentang ART-nya tante Linda. Kini tante Linda seperti kelelahan untuk meyakinkan 3 orang ART yang memaksa ikut pulang meskipun sudah dilarang, di iming-iming kenaikan gaji, bahkan edukasi bahaya korona untuk sekitar.

"Kamu mau tahu nggak apa yang dibilang sama ART nya?" seru ibuku.

"Apaan?"

"Kalau hidup dan mati itu sudah kehendak Tuhan. Mereka (baca : ART) merasa sehat!" lanjut ibuku.

Saya langsung tertawa mendengar cerita ibu tentang ART di rumah Tante Linda. Memang larangan mudik bertujuan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia yang semakin hari terus bertambah. Masyarakat diimbau untuk mematuhinya, demi kepentingan yang lebih besar, yakni keselamatan dan kesehatan orang yang lebih luas. Dimana, hanya kendaraan yang membawa kebutuhan barang pokok, alat medis dan barang saja yang diperbolehkan lewat.

Bagi sejumlah orang yang memiliki keuangan lebih, tentu tak ada salahnya mempekerjakan ART di rumah. Fungsi dan peran ART memang sangat membantu bagi orang-orang pekerja yang sibuk dan sulit menjangkau. Memiliki ART kini menjadi sebuah gaya hidup apalagi yang tinggal di kota metropolitan.

Lantas, di tengah larangan itu, kalau ada yang tetap ngotot ingin pulang ke kampung halaman, sebagai majikan harus bersikap apa?

Seperti tante Linda akhirnya mau tidak mau merelakan 3 ART nya untuk pulang kampung. Salah satu ARTnya bernama Marpuah bilang kalau untuk pulang kampung sekarang mudah, cukup main kucing-kucingan sama polisi. Beberapa teman Marfuah menyarankan kalau lebih baik pulang naik travel malam. Penjagaan di setiap perbatasan tidak begitu ketat, sehingga bisa dengan mudah lolos dari pemeriksaan.

Belum lagi kalau misalnya menumpang pada mobil truk angkut, tinggal pura-pura bersembunyi di belakang muatan truk. Mereka yang menumpang pada truk juga harus merogoh kocek uang sekitar 300 ribu hingga 500 ribu per kepala. Nilai uang yang sebenarnya kurang sebanding dengan aksi nekat bermain kucing-kucingan dengan polisi.

Tiga orang ART tante Linda akhirnya memutuskan balik kampung pada malam hari, sesuai dengan kesepakatan dan konsekuensi. Tante Linda membuat surat perjanjian bahwa ketiga ART tersebut apabila bisa berhasil pulang kampung tidak perlu datang kembali selama masa pandemi. Keputusan yang cukup fair bagi kedua belah pihak, sebab tentu saja tante Linda ingin melindungi keluarganya. Bisa dibayangkan kalau ketiga ART nya balik kembali dan menjadi carrier Covid-19 tentu akan sangat berbahaya bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline