Beragam prediksi pakar mengenai pandemi virus korona. Ada yang bilang selesai lebaran, ada yang bilang akan tetap ada sampai vaksin ditemukan. Namun, hari tetap kita lewati bersama bukan?
Menjelang lebaran, mungkin minggu-minggu ini adalah waktu yang paling dinantikan oleh banyak orang selain THR tentunya, yakni balik kampung.
Bagi saya yang tidak punya kampung halaman, tentu saya tidak memahami beratnya perjuangan anak rantau. Saya mungkin salah satu anak Sumatera yang darahnya tidak mengalir darah merantau, padahal konon katanya anak Sumatera itu jiwanya perantau.
Mudik merupakan tradisi khas yang ada di negeri ini setiap jelang lebaran. Walau capek badan, namun akan lunas terbayar ketika bisa berjumpa dengan sanak keluarga di kampung halaman. Mencicipi masakan khas lebaran dan nyekar makam orang tua.
Cuma bagaimana mau mudik kalau saja pemerintah melarang masyarakat mudik ke kampung halaman.
Eh sebentar, kita samakan persepsi dulu mudik dan balik kampung ini memiliki makna yang sama kan? Atau berbeda? Ya, anggap sama saja ya biar tidak panjang perdebatan ini. Kasihan nanti Uda Ivan Lanin.
Ketika tangan tidak bisa menjangkau secara langsung. Wajah bertemu wajah, kulit bersentuhan dengan kulit. Bahkan aroma wangi sulit tercium, ternyata masih ada hal yang bisa kita lakukan ketika angan dan karsa tidak bisa gapai untuk mudik. Melalui teknologi online ternyata bisa membuat interaksi manusia menjadi lebih mudah meskipun terpisah jarak yang jauh.
Kalau biasanya sungkem dilakukan langsung di hadapan orang tua maka tahun ini sungkemnya via aplikasi dulu. Suka tidak suka teknologi akhirnya masuk dalam kehidupan kita. Orang-orang yang tadinya membenci teknologi, pernah berkata sama saya, "Jelas beda dong bertemu langsung sama lewat telepon. Kamu itu nggak tahu rasanya kangen."
Sekarang mau bilang apa? Tetap perlu adaptasi sama "The New Normal" bukan?
Beberapa persiapan berikut ini bisa kamu coba ketika hendak melakukan mudik online saat Hari Raya.
1. Manfaatkan ponsel