Harga teman sering sekali menjadi salah paham, bahkan bisa merusak pertemanan yang sudah dibangun lama. Setiap orang yang berjualan entah produk atau jasa, pasti ada tiba-tiba datang lalu meminta barang atau jasa kamu secara gratis hingga menawar sampai sadis.
Sebagai pelaku bisnis, pasti butuh teman-teman yang bisa memberi dukungan. Dan sebagai teman, kita juga seharusnya bisa lebih tahu diri.
Menurut Uda Ivan Lanin, harga teman adalah harga yang lebih tinggi dari harga normal karena bertujuan untuk membantu teman yang sedang merintis usaha. Sudah jelas kan maksud dari Uda Ivan? Ada kah yang berani melawan Uda Ivan kalau sudah keluarkan kamus?
Kebiasaan orang tak malu-malu minta harga lebih murah sama teman dengan berkedok sebagai teman. Ternyata punya dampak yang tak baik untuk mereka yang baru merintis bisnis. Memangnya kalian tidak pikir juga kalau teman kita berbisnis juga mengeluarkan modal.
Pikiran licik yang timbul adalah minta harga korting atau harga diskon sama teman yang berjualan. Saya pun sering mendapatkan pesan masuk misalnya, "Ded, bantuin foto dong.. Harga teman." Dalam hati saya mau bilang, "Lo kata gw gila kalau harga buat produksi saja tidak cukup dengan biaya yang ditawarkan."
Walaupun Teman, Dia Juga Sedang Cari Nafkah
Mungkin kita akan pikir, kalau teman punya usaha atau keahlian tertentu pasti bisa kita manfaatkan. Misalnya ada teman kita yang punya usaha restoran, kafe, atau keahlian lain yang bersifat jasa. Siapa tahu dia akan beri diskon atau makan siang gratis. Sayangnya, cara ini tidak saya lakukan. Saya sendiri kalau misalnya ada teman yang membuka kafe atau berjualan makanan secara online masih usahakan untuk membeli atau ikut mempromosikan.
Manfaat yang dirasakan adalah untuk menjaga pertemanan, dia juga mencari nafkah. Sebab saya percaya rezeki bisa saja datang dari teman. Teman saya pernah cerita, kalau dia undang saya ke kafe miliknya, dia tetap memasukkan nominal makan saya di dalam tagihannya. Tujuannya agar neraca keuangan kafe tidak minus.
Artinya kita sama-sama menyambung hidup yang bukan untuk dia sendiri, tapi juga keluarga dan karyawan yang dipekerjakan. Ah, semuanya dilihat dari uang. Dasar kapitalis! Iya saya masih cinta uang.
Harga teman juga bisa diartikan menginginkan harga lebih murah dari harga standar. Ketika teman yang berjualan barang sudah memberikan harga di bawah standar, masih juga kita bertanya apa masih bisa dikurangi kembali? Cok... cek toko sebelah aja!
Harga teman di bidang content writer sering juga saya alami ketika ada teman atau agensi yang meminta bantuan untuk menulis. Sebagian ada yang memang saya bantu karena dirasa perlu bantu. Ya, supaya neraka dan surga itu seimbang. Cuma ada yang bikin nyesek ketika kita sudah bantu ternyata respon mereka seperti ya cuma nulis doang, pelit amat.