Dulu masih usia 20an saya sudah bekerja paruh waktu sebagai tutor komputer. Walau hasil dari mengajar tidak bisa dikatakan besar, satu kali pertemuan dua jam hanya dibayar Rp 18.000 cuma saya masih bisa membiayai kuliah saya sendiri. Untungnya uang kuliah saya bisa dicicil, jadi misal satu bulan saya cuma dapat Rp 200.000 bisa saya simpan dulu.
Jadwal mengajar lumayan padat, satu hari bisa 5 kelas dengan waktu pertemuan 2 jam. Stamina tentu saja harus tetap terjaga, sebab untuk mengajar konsentrasi tentu saja akan penuh. Ruangan kelas berisi sekitar 25 orang harus tetap terkontrol. Belum lagi kalau siswa saya ada yang masih belum mengerti materi. Lumayan menguras energi stamina, ternyata mengajar tidak segampang yang saya pikirkan. Interaksi dengan orang-orang sekaligus bagaimana mentransfer ilmu ke mereka.
Selepas mengajar, saya lebih suka istirahat di ruangan tutor. Di dalam ruangan sudah ada beberapa tutor lainnya yang mayoritas muslim. Harmonis kekeluargaan beda agama bisa mulai saya rasakan di ruangan tersebut. Sebagai tutor, kadang kami pun juga saling berbagi pengetahuan apabila ada hal yang tidak diketahui.
"Aku salut loh sama kalian, bulan puasa tapi stamina masih terjaga," seruku di dalam ruangan tutor.
"Coba dong puasa," seru salah satu teman. Inilah awal saya mengenal puasa secara islam. Mulai dari sesudah subuh hingga magrib.
Saya mengira puasa harus ini. Puasa harus itu. Tidak boleh makan dan minum. Sepertinya banyak pantangan yang tidak boleh dilakukan saat berpuasa. Entah benar atau tidak.
Mbak Indah, salah satu teman tutor ikut membantu menjelaskan ke saya. Dia sepertinya menangkap ketidaktahuan saya saat itu. Beberapa hal yang saya tahu mengenai mitos seputar puasa yang berkembang.
Sahurlah sebanyak-banyaknya
Dalam benak saya berpikir, berpuasa kurang lebih 12 jam tentu saja kita butuh asupan energi. Saya saja kalau lebih dari tiga jam harus mencari makanan lagi, apalagi yang berpuasa? Ternyata menghantam makanan berlebihan saat sahur bisa membuat perut jadi kembung dan berakibat metabolisme tubuh tidak berjalan semestinya. Efeknya tubuh terasa cepat lelah dan mengantuk. Maka tidak salah ada istilah berhentilah makan sebelum kenyang.
Banyak istirahat saat berpuasa
Dulu saya mencoba memaklumi apabila ada siswa saya yang beralasan "Kak, lagi puasa... lesu" bisa jadi karena puasa memang membuat tubuh jadi lesu serta kurang bergairah. Namun, ketika saya tanyakan ke teman-teman tutor lain saya justru dikasih tahu kalau itu tindakan yang salah. Faktanya banyak tidur atau bersikap malas-malasan justru akan membuat tubuh semakin lemas dan tak bertenaga.