Sejak tahun 2020 lalu, Indonesia dan seluruh Negara di penjuru dunia terkena wabah virus covid 19 yang berasal dari wuhan China. Virus ini disebabkan oleh bakteri yang berasal dari hewan,seperti babi dan kelalawar. Akibatnya di china lebih dari 1 juta orang meninggal dunia,hal ini juga dirasakan di Indonesia yang sampai saat ini belum menemukan solusi untuk keluar dari keadaan hidup berdampingan dengan virus.
Saat ini kasus virus covid 19 di Indonesia semakin bertambah tiap harinya,banyak dari tenaga kesehatan yang kehilangan nyawanya saat bertugas. Pemerintah sudah berusaha untuk mencari solusi,namun kebanyakan dari masyarakat juga masih banyak yang melanggar peraturan pemerintah sehingga virus ini semakin menyebar luas.
Adanya covid 19 ini tidak hanya berdampak pada kesehatan,tetapi juga berdampak pada kegiatan perekonomian, di Indonesia memiliki krisis ekonomi yang diperkirakan menjadi lemah dari tahun-tahun sebelumya ,bahkan menurut penuturan Mentri Keuangan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tertekan hingga level 2,5 % hingga 0 % hal itu bisa terjadi ketika tidak di lakukan strategi pencegahan yang baik dan tepat untuk mengatasi hal tersebut, dan saat ini negara telah menambahkan intensive untuk petugas kesehatan sebesar 20 % dan jumlah bidang kesehatan sebesar 6,1 Triliun dan juga pada saat ini dan juga hal ini menjadi perhatian bagi ekonomi global pada saat ini termasuk negara asean karena itu Mentri keuangan menyampaikan bahwa dalam rapat bersama Gubernur Bank dan para Mentri keuangan se ASEAN membicarakan strategi-strategi penangan untuk tetap menjaga kestabilan perekonomian global yang sedang terancam saat ini karen covid-19 termasuk ekonomi nasional.
Dampak dari covid 19 pada sector perekonomian ini juga menyebabkan banyak dari tenaga kerja di Indonesia terkena PHK besar-besaran, karena perusahaan tidak mampu mebayar gaji mereka yang tiap harinya semenjak ada covid 19 pemasukan sangat minim.
Tidak hanya itu Inflasi/peningkatan harga secara umum dan terus meneru Maret 2020 mencapai 2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan beberapa komoditas pangan perekonomi sangat penting sebagai implikasi dari strategi supresi dapat sebagian diredam oleh stimulus fiskal. Akan tetapi seperti yang dibahas di artikel ini, Oleh karena itu kita, bersama pemerintah, harus sebaik-baiknya melindungi perekonomian dari dampak Covid-19 tersebut.
Selain berdampak pada perekonomian Indonesia,nilai tukar rupiah juga melemah akibat adanya covid 19. Rupiah melemah 0,53% yaitu Rp 14.205 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah di kurs tengah Bank Indonesia juga melemah 0,27% ke Rp 14.218 per dolar AS. Ada beberapa factor dari turunnya nilai tukar rupiah ini ,yang pertama yaitu turunnya nilai supply dolar Amerika Serikat, supply berkurang karena investor asing menarik diri dari Indonesia guna mengurangi risiko yang lebih sedikit mengingat saat ini kondisi Indonesia sedang diguncang dengan pandemi virus Covid-19. Yang kedua yaitu Turunnya harga komoditas ekspor, hal ini akan berdampak pada neraca perdagangan.
Seperti yang kita ketahui,ekspor sangatlah penting dalam menopang nilai kurs rupiah,jika ekspor meningkat maka nilai kurs rupah juga akan meningkat begitu juga sebaliknya,dan hal ini yang kita rasakan untuk saat ini. Ketiga yaitu tingginya nilai impor, kebalikan dari ekspor jika impor semakin meningkat maka nilai kurs rupiah juga semakin menurun,alasan inilah yang seharusnya kita sebagai warga Indonesia harus mencintai produk dalam negeri agar dapat meningkatkan nilai kurs rupiah.
Dan yang terakhir yaitu Perekonomian Amerika Serikat Yang Meningkat, Faktor perekonomian Amerika Serikat yang semakin menguat tentu saja menjadi hal yang berpengaruh besar terhadap nilai tukar Rupiah. Semakin kuat ekonomi Amerika Serikat, sangat berpotensi semakin lemahnya Rupiah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa virus covid 19 sangat berdampak besar pada pereonomian Indonesia dan melemahnya nilai kurs rupiah. Kita sebagai warga Indonesia harus bisa menopang krisis ekonomi dengan mencintai produk dalam negeri,mengurangi pembelian barang secara impor dan lebih meningkatkan ekspor agar dapat memulihkan kembali krisis ekonomi dan meningkatkan nilai kurs rupiah.
Tidak hanya itu,kita di masa pandemic seperti saat ini harus lebih taat pada peraturan yang diberikan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus covid 19, jika kita sehat maka kita akan bisa memperbaiki krisis perekonomian di Negara kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H