Lihat ke Halaman Asli

Helmi Carlina Br Tarigan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Diplomasi Ekonomi Tiongkok-Kamboja Melalui Program One Belt One Road Tahun 2021

Diperbarui: 25 Mei 2024   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://asiatimes.com

One Belt One Road (OBOR) merupakan sebuah program yang dicetuskan oleh Tiongkok. Program ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok beserta negara mitranya di kawasan Asia, Afrika, dan Eropa. 

Fokus utama dari program OBOR ini adalah Kamboja. Program OBOR ditandai adanya pembangunan infrastruktur demi terciptanya kawasan diplomasi ekonomi khusus.

Adanya program OBOR membuat pemerintah Tiongkok lebih mudah membangun konektivitas. Tiongkok juga menjalin kerja sama dengan organisasi dan forum internasional untuk pendanaan program OBOR ini.

Tiongkok mengajak negara yang berada di kawasan Sungai Mekong menjadi bagian proyek OBOR. Diplomasi ekonomi menjadi cara yang penting untuk melobi negara-negara demi kesepakatan yang bilateral atau multilateral.

Bentuk diplomasi ekonomi yang dilaksanakan Tiongkok adalah  liberalisasi perdagangan tanpa halangan. Dengan tujuan membuka 12 zona perdagangan bebas untuk menarik investasi asing.

Negara Kamboja berhasil bergabung dalam Greater Mekong Subregion karena memiliki kedekatan geografi dengan Tiongkok. GMS ini terdiri dari enam negara anggota yaitu Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja dan Tiongkok.

Tahun 2021 para pemimpin dari enam negara anggota GMS berkumpul untuk mengesahkan strategi 10 tahun ke depan.  Terkait The GMS Economic Cooperation Program Strategic Framework 2030 (GMS-2030) tepatnya di Manila, Filipina. 

Kerja sama ini dibentuk guna mempromosikan pembangunan yang lebih inklusif. Kemudian, memperkuat integrasi ekonomi untuk mengurangi ancaman baru seperti virus Covid-19.

Acara kumpul yang diadakan berhasil menarik ADB (Asian Development Bank) untuk dijadikan penunjang dana keberhasilan rencana jangka panjang. Di sini Asian Development Bank memprioritaskan pemulihan ekonomi pasca Covid-19, yang membuat penduduk negara GMS lebih dari 8 juta jatuh dalam kemiskinan.

Melihat hal ini membuat Tiongkok bersemangat memperoleh kesempatan mendapatkan national interest-nya. Untuk meningkatkan ekonomi dua provisi yaitu Yunan dan Guangxi Zhuang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline