Lihat ke Halaman Asli

Suhadi

Guru SMP

Coaching, dalam Kaitannya dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial-Emosional

Diperbarui: 29 Maret 2023   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhirnya perjalanan saya mengikuti Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 telah sampai pada penghujung Modul 2- Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid. Pada Modul 2 ini, materi pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu: (1) Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi; (2) Pembelajaran Sosial dan Emosional; dan (3) Coaching untuk Supervisi Akademik. Saat ini pembelajaran telah berada di bagian 3: Coaching untuk Supervisi Akademik. Pada tulisan kali ini saya akan mencoba menyampaikan keterkaitan antara kedua materi sebelumnya dengan materi coaching ini, sehingga akhirnya akan menjelaskan bagaimana seorang guru menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang baik.

Tantangan Di Sekolah: Kebutuhan Murid-Murid yang Beragam di Kelas dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Pemenuhan kebutuhan belajar murid mutlak diperlukan. Setiap guru akan selalu dihadapkan pada situasi keberagaman murid. Bentuk keberagaman inipun sangat banyak sekali, misalya keberagaman pada kesiapan belajar (readiness), minat belajar murid, hingga profil belajar murid. Untuk memenuhi kebutuhan murid yang sangat beragam ini guru harus melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Melalui pembelajaran berdiferensiasi inilah guru dapat merespon secara konsisten kebutuhan belajar murid.

Kesiapan belajar murid berbeda dengan tingkat intelektualitas (IQ). Kesiapan belajar lebih berkaitan dengan informasi apakah suatu pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang ingin diajarkan. Oleh karena itu guru perlu melakukan identifikasi kesiapan belajar murid sehingga guru dapat menyesuaikan tingkat kesulitan bahan pembelajaran untuk murid.

Minat adalah keadaan mental yang menghasilkan respons terarah pada suatu situasi atau objek yang menyenangkan atau memberikan kepuasan tersendiri. Minat merupakan salah satu faktor yang penting untuk motivasi murid sehingga terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Masing-masing murid dapat memiliki minat yang berbeda-beda. Guru harus meningkatkan atau mempertahankan minat mereka sehingga kinerja pembelajaran tetap terjaga sepanjang tahun. Minat murid dapat dikembangkan. Pembelajaran berbasis minat tidak hanya akan menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada tetapi juga dapat membantu murid menemukan minat baru.

Profil belajar merupakan cara-cara bagaimana seorang murid belajar paling baik. Guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar dengan baik apabila memperhatikan profl belajar mereka dalam kegiatan pembelajaran di kelasnya. Profil belajar murid terkait banyak faktor seperti preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, gaya belajar, hingga kecendrungan jenis kecerdasan majemuk yang mereka miliki.

Tantangan Di Sekolah: Pentingnya Memberikan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Di sekolah, tampak bahwa guru-guru yang memiliki kompetensi sosial-emosional yang baik dapat menjadi guru yang efektif dan tangguh, ia mudah merasa nyaman ketika memberikan pembelajaran dengan murid dan dapat bekerja dengan lebih baik. Mengapa murid membutuhkan pembelajaran sosial dan emosional?

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan sosial-emosional murid waktu di sekolah dengan kondisi dewasa mereka terkait pekerjaan, tingkat pendidikan, hingga pelanggaran hukum. Pembelajaran sosial dan emosional di sekolah sangat urgen karena melalui pembelajaran ini akan terbentuk peningkatan kompetensi murid di ranah sosial dan emosional yang berujung pada peningkatan perilaku positif. Selain itu pembelajaran sosial dan emosional akan mendorong lingkungan belajar yang suportif sehingga akan terjadi pengurangan perilaku negatif. Melalui pembelajaran sosial dan emosional akan terjadi peningkatan sikap pada diri murid sendiri, respek dan toleran terhadap orang lain serta lingkungan sekolah yang akan berujung pada pengurangan tingkat stress murid dan akhirnya meningkatkan performa akademik mereka.

Seorang Guru adalah Seorang Coach Bagi Murid dan Rekan Sejawatnya

Kedua hal besar yang dibicarakan di atas (Pemenuhan Kebutuhan Murid yang Beragam dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial-Emosional) sangat erat kaitannya dengan peran guru di sekolah sebagai seorang coach. Bagaimanapun, guru berada di garda terdepan untuk peningkatan kemampuan murid. Guru dapat menerapkan prinsip coaching dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional. Ketika menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam pembelajaran, guru akan membangkitkan daya berpikir murid untuk menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang mereka temui, juga untuk meraih impian atau tujuan yang ingin mereka capai. Ketika guru menerapkan prinsip-prinsip coaching kepada muridnya, maka itu berarti guru telah melatih dan  memberdayakan murid untuk menjadi sosok yang lebih mandiri dan merdeka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline