Lihat ke Halaman Asli

Pecak Jantung Alias Ontel

Diperbarui: 23 November 2022   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Awal mula berumahtangga, aku belum mahir memasak. Baru dijalani dua minggu saja aku sudah kebingungan mau masak apa lagi. Tahu tempe dikasih santan sudah. 

Kare kentang, opor ayam sudah. Hampir setiap malam aku berpikir, merancang besok paginya mau masak apa. Terlebih suami yang berasal dari Wonogiri selera lidahnya beda dengan aku yang asli Banyumas. Bahkan sangat bertolakbelakang.  

Aku suka masakan oseng-oseng yang berminyak (klenyis,Jawa) Sedangkan suami senangnya masakan pakai santan. Bahan masakan apa saja selalu disantan.

Hari itu aku belanja ke pasar. Lagi-lagi aku bingung mau belanja apa untuk dimasak buat suami. Pada saat aku bengong, penjual sayuran mentah langgananku yang bernama bu Siti itu menawarkan jantung pisang mentah.
"Monggo mbak, sebungkus lima ribu" katanya sambil menyodorkan bungkusan plastik berisi dua buah jantung.

"Saya nggak bisa masaknya, bu..."jawabku jujur.

"Gampang kok, mbak. Nanti dicuci dulu, lalu direbus sampai empuk. Terus dipotong-potong sesuai selera. Baru dimasak pakai bumbu pecak." Bumbu pecak?! Aduh, apa saja bumbu pecaknya? Pernah masak pecak juga belum kok!

"Jadi beli apa nggak, mbak...?" Bu Siti mengagetkanku. "Baiklah, bu. Saya beli sebungkus saja dulu. Tapi minta resep bumbu pecaknya ya, bu?" tanyaku tanpa malu.

"Bumbunya cuma cabai merah, bawang merah, bawang putih, kencur dan terasi sedikit. Diulek halus, lalu ditumis dengan minyak secukupnya sampai harum aromanya, baru jantung yang sudah direbus dimasukkan dalam bumbu. Diaduk-aduk hingga bumbu tercampur rata, baru dimasukkan santan kental ditambah daun salam, lengkuas, garam dan gula merah. Kalau suka ditambah bumbu penyedap rasa." 

Aku catat semua bumbu dalam otakku. Setelah membayar dan mengucapkan terimakasih pada bu Siti, aku bergegas pulang dan langsung memasak pecak jantung. Semua langkah-langkah dan bumbunya sesuai resep dari bu Siti.

Walaupun prosesnya cukup ribet, pecak jantung masakanku sudah siap dihidangkan. Aku menatanya di meja makan. Dari tampilannya, kuah pecak jantung sangat mengundang selera. Warna merah santan kental dan warna hitam jantungnya kelihatan menarik.

Tepat pukul 14.30 suamiku pulang dari kantor. Setelah berganti  baju langsung aku ajak ke ruang makan. Seperti biasa sebelum makan suamiku minum air putih dulu. Aku duduk di sampingnya menghadap satu arah ke meja makan. Mata suamiku langsung tertuju pada sayur yang ada di mangkuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline