Lihat ke Halaman Asli

Mak Lampir, Aduh Maak

Diperbarui: 15 Oktober 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mak Lampir sesi 1

Parasmu ayu dan lugu
Nan anggun mempesona
Tapi...
Pujaan hati yang tak bisa  kau miliki
Membawa dendam tak berkesudahan
Tirakatmu untuk mencari yang hilang
Yang ada di depan menjadi harapan
Tumbalmu menjadikan buruk rupamu
Ternyata harapan tinggallah harapan
Tak sadarkah pujaan hati tak mau lagi denganmu
Lalu...
Kau musnahkan bangsa pujaanmu
Karena dendam membara yang tersisa
Hingga pasangan lain menjadi tumbalmu
Sepanjang masa

Mak Lampir Sesi 2

Tongkat sakti tak pernah lepas dari genggaman
Untuk kau gunakan berjalan dan sesekali diacungkan
Acungkan lurus untuk perintah
Acungkan ke atas ketika murka
Dan diletakkan saat lelah

Dendam masa lalu yang membeku
Terbalaskan lewat tangan-tangan dingin yang kaku
Tongkatmu senjata bangsamu
Puas harapan terengkuh sudah
Dan hilang segala gundah

Parasmu masih cantik
Tawamu yang terkekeh mengandung aura mengganas
Selamatkan bangsamu untuk penuhi janjimu
Tanpa rambu kau melaju
Gila
Menggebu
Penuhi nafsu

Mak Lampir Sesi 3

Saatnya nanti
Kau kan tersipu
Sebelum terbunuh satu-persatu
dan bangsamu melewati waktu
Sebagai tumbal kecongkakanmu
Dan akhirnya musnah ambisi
Hingga harapan yang terus mati

Bms, 15 Okt'22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline