Sebuah makam seluas lebih kurang 5 x 6 meter yang terletak di Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen - Banyumas, konon merupakan makam seseorang yang terkait dengan salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga. Kebenaran cerita hubungannya apa dengsn Sunan Kalijaga hingga kini belum ada yang mengetahui secara pasti. Apalagi para sesepuh di wilayah sekitar makam tersebut yang dikenal dengan sebutan Tabet, sampai sekarang sudah banyak yang meninggal dunia sehingga tidak ada saksi sejarah yang akurat.
Masyarakat hanya mengetahui cerita Tabet tersebut adalah makam Dewi Roro Sembodro atau banyak yang menyebutnya Nyai Roro Sembodro. Seorang wanita sufi yang ilmunya tinggi, seperguruan dan seangkatan dengan tokoh sufi Tarekat Syatariyah yaitu Syeh Abdul Muhyi Pamijahan Ciamis.
Menurut cerita, Tabet tersebut sangat angker. Dilihat sepintas lokasinyapun sangat mistis. Konon setiap malam Jum'at kliwon dari makam tersebut keluar wujud macan berwarna putih berjalan di sekitar makam sampai ke jalan yang untuk lalulintas penduduk. Menjelang pagi macan putih tersebut masuk ke area makam kembali.
Setiap tahun pada bulan Asyura masyarakat sekitar selalu mengadakan ritual khusus yaitu sedekah bumi.
Tabet yang tepatnya berada di grumbul Pranyeng (dulu bernama Parakan Sinjang Tengah), juga dipercaya mendatangkan kesialan bagi pegawai yang masuk ke grumbul tersebut. Sehingga selama berpuluh - puluh tahun tidak ada pegawai apapun terutama pegawai negeri yang berani masuk karena takut dipecat atau diturunkan jabatannya.
Cerita lain keanehan grumbul atau makam tersebut, apabila ada maling masuk ke grumbul tersebut hanya bisa berputar - putar seperti kebingungan dan tersesat. Sehingga masyarakat di grumbul Pranyeng merasa hidup tenang dan nyaman dari gangguan pencuri dan orang jahat.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan pola pikir masyarakat yang lebih modern, Tabet tersebut dipercaya sebagian orang sudah tidak keramat lagi. Ritual tahunan sedekah bumi juga sudah tidak diadakan di depan Tabet lagi, meskipun masih ada yang menjalani tapi di tempat yang lain.
Dan yang lebih tidak diyakini lagi, pegawai negeri apapun sudah terbiasa keluar masuk grumbul tersebut. Makam yang dulu angkerpun sekarang sudah dipugar dan dibangun lebih terlihat rapi meskipun masih ada unsur mistisnya. Dan masih ada juga yang berziarah terutama justru dari luar grumbul tersebut.
Bms, 9 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H