Lihat ke Halaman Asli

Azkha AuliaRachman

mahasiswa Universitas Muhammadiyah.Prof.Dr.Hamka

Pola Asuh Otoriter Dapat Membuat Anak Kurang Asertif

Diperbarui: 11 Januari 2023   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Orang tua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik dan membanggakan mereka jika sang anak berakhir sukses. Banyak cara yang dilakukan oleh orang tua agar sang anak jauh lebih baik dari anak lainnya. 

Menurut Ani Siti Aisyah Keluarga memiliki peran sebagai media sosialisasi pertama bagi anak. Peran inilah yang membuat orang tua memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan fisik dan mental seorang anak. 

Dikeluargalah anak mulai dikenalkan terhadap ajaran-ajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam agama maupun masyarakat. Semua aktivitas anak dari mulai perilaku dan bahasa tidak terlepas dari perhatian dan binaan orang tua. 

Setiap Orang tua mempunyai berbagai pola asuh kepada anaknya yang mana pola asuh tersebut akan berpengaruh kepada tumbuh kembang si anak. Menurut Stewert dan Koch (1983:178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orangtua yaitu: (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokartis, dan (3) pola asuh permisif. 

Pola asuh inilah yang akan dipilih orangtua untuk membangun karakter anak. Banyak orang tua yang salah memilih pola asuh dan mengakibatkan masalah emosional serta perkembangan sosial anak. 

Pola Asuh yang otoriter dapat membuat anak susah melakukan interaksi pada lingkungan diluar. Menurut Santrock (2011) pola asuh otoriter adalah gaya membatasi dan menghukum ketika orang tua memaksa anak-anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati pekerjaan serta upaya mereka. Anak yang di pola asuh inilah mengakibatkan ia kurang asertif kepada seseorang dan takut untuk mengutarakan pendapatnya karena ia terbiasa dengan ruang terbatas. 

Orang Tua yang otoriter adalah memaksa anak untuk menjadi patuh atau tunduk terhadap mereka dan menanggap suasana yang mana kepatuhan lebih diutamakan daripada pengasuhan. Anak harus menjadi penurut dan tidak boleh membangkang, banyak peraturan-peraturan yang diberikan oleh orang tua agar sang anak dapat mematuhi aturan tersebut.  

Peraturannya berisi jika ingin berpendapat maka akan ditolak dan berikan penekanan bahwa pendapat kita tidak sesuai dengan peraturan. Saat anak pulang malam akan dimarahi dan tidak diperbolehkan keluar malam lagi padahal alasan keluar malam ada kerja kelompok. 

Pertemanan akan dibatasi oleh orang tua dan tidak boleh mempunyai teman banyak-banyak serta akan di seleksi oleh orang tua. Sedikitnya kasih sayang juga karena orang tua dengan pemikiran ini hanya ingin anaknya patuh saja. Ada hukuman jika melanggarnya tak jarang melakukan hukuman secara fisik dan verbal. 

Asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. 

Berkomunikasi secara Asertif dapat mengurangi sebuah konflik dan mempertahankan sudut pandang saat berbicara. Sikap tegas dan berani akan muncul jika kita berkomunikasi secara asertif, meskipun terlihat tidak sopan namun jika kita dibiasakan berkomunikasi secara ini maka kita tidak akan tersiksa dan merasa tidak enak pada seseorang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline